Sawahlunto Poetry Reading Festival 2018

:


Oleh MC Prov Sumatera Barat, Minggu, 11 November 2018 | 12:27 WIB - Redaktur: Tobari - 749


Sawahlunto, InfoPublik - Berpijak di tegarnya bongkahan-bongkahan Batu Runciang sembari disaksikan eloknya alam Silungkang, gema suara 65 orang penyair yang bergantian membacakan puisi dengan lantang seakan sahut-menyahut dengan kicauan burung dan desir-desir angin nan membelai pepohonan.

Suasana itu tergambar pada momen Sawahlunto Poetry Reading Festival 2018 di Batu Runciang Silungkang, Jumat (9/11/2018).

Dari 65 orang penyair yang tampil membacakan puisi itu, termasuk juga penyair mancanegara, tepatnya dari Malaysia dan Rusia.

Sebelum pembacaan puisi tersebut, Sawahlunto Poetry Reading Festival 2018 terlebih dahulu dibuka oleh Walikota Sawahlunto Deri Asta.

Dalam sambutannya, Deri Asta menyebut, bahwa kembali diadakannya festival puisi di Batu Runciang ini diharap selain menjadi ajang perlombaan serta berbagi ilmu terkait puisi/sastra juga dapat meningkatkan antusiasme generasi muda “Kota Arang” pada sastra.

Sebab, dengan sastra maka tingkat kepekaan dan kreatifitas generasi muda tersebut didorong untuk lebih meningkat. Juga banyak keuntungan lain yang bisa didapat jika anak-anak dekat dengan sastra atau dengan istilah lain literasi sejak dini.

Tak hanya itu, penyelenggaraan iven itu juga diharap memberikan dampak ekonomi pada warga setempat.

“Kemudian bagi masyarakat setempat, iven ini juga memberikan dampak ekonomi, setidaknya terlihat sekarang, cukup banyak warga lokal yang berdagang. Untuk akomodasi kan juga ada yang di rumah penduduk sekitar, jadi cukup memberikan berbagai keuntungan ekonomi bagi warga setempat,” tutur Deri Asta.

Kepada para tamu penyair, Walikota Deri Asta menyampaikan agar mereka dapat menikmati momen di Batu Runcing sebaik-baiknya, sebab suasana di sana bagus sekali untuk mendapatkan inspirasi karya-karya seni.

“Di Batu Runciang ini dianugerahi dengan pemandangan yang sangat elok lagi menawan. Bagi para bapak-ibu yang merupakan seniman-seniman ini tentu menjadi wahana yang tepat menimbulkan inspirasi bagi karya-karya seni yang luar biasa,” sebutnya.

Batu Runciang, diinformasikan Walikota Deri Asta merupakan kawasan yang sekarang dimasukkan dalam rencana wilayah Geopark Sawahlunto.

Ajang Sawahlunto Poetry Reading Festival 2018, menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman (DKPBP) Sawahlunto Hendri Thalib, bahwa ajang itu kembali terselenggara tak lepas dari dukungan penuh niniak mamak serta seluruh masyarakat Silungkang.

Ini penyelenggaraan kedua, tahun 2017 lalu kita lakukan tanggal 28 Oktober. Untuk penyelenggaraan tahun ini, dukungan niniak mamak dan masyarakat setempat luar biasa membantu.

Hendri Thalib menambahkan, bahwa komunitas sastra di Silungkang, yakni 'Batanun Raso' juga akan tampil.

“Rangkaian acara kita lanjut dengan menyaksikan penampilan komunitas sastra di Silungkang ini, nama komunitasnya 'Batanun Raso'. Komunitas ini diketuai Yaskur Jamhur. Mereka juga akan berkolaborasi dengan pelajar SDI Silungkang,” kata Hendri Thalib.

Para penyair yang tampil tersebut, banyak yang membacakan puisi tentang Muhammad Yamin, pahlawan nasional putra Sawahlunto yang juga merupakan tokoh sastra Indonesia.

Sementara, Victor Pogadaev, penyair dari Rusia yang turut tampil membacakan puisi gubahan Chairil Anwar berjudul 'Cintaku Jauh di Pulau', dengan bahasa Rusia mengatakan bahwa dirinya begitu senang dapat tampil di Festival Puisi Batu Runciang tersebut.

“Senang sekali. Saya di sini membaca puisi di tempat yang alamnya indah sekali. Perasaan nyaman sekali berkarya di sini,” sebut Victor, yang ternyata juga merupakan penyusun kamus Bahasa Rusia-Indonesia.

Untuk itu, Victor berharap pada penyelenggaraan acara selanjutnya, dapat lebih banyak peserta dari mancanegara yang diundang.

“Saya sendiri, merasa nyaman dan senang di sini. Begitu kembali ke Rusia nanti, pasti akan memberitahu, menulis pengalaman saya agar banyak juga orang Rusia lain yang tertarik ke sini,” kata Victor, yang sudah hampir 20 tahun meneliti kebudayaan dan sejarah Indonesia serta Malaysia. (Eko Kurniawan/Humas Sawahlunto/toeb)