New Normal, Kemenag Rilis Protokol Kesehatan Pesantren

:


Oleh Wandi, Senin, 1 Juni 2020 | 21:54 WIB - Redaktur: Untung S - 809


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Agama (Kemenag) mempersiapkan protokol kesehatan untuk pendidikan Islam termasuk pesantren. Dengan demikian, apabila sudah ada keputusan kapan pendidikan Islam akan dibuka kembali sudah bisa langsung diterapkan.

Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Imam Safe’i mengatakan, protokol kesehatan bagi pesantren ini sangat penting mengingat kondisi pesantren yang sangat rentan dengan persebaran virus ini.

Pihaknya menargetkan, dalam waktu dekat penyusunan protokol kesehatan bagi pesantren akan selesai dalam waktu dekat, sehingga apabila protokol kesehatan telah selesai disusun maka pesantren wajib melaksanakan.

“Protokol kesehatan di pesantren bertujuan untuk menghindari penyebaran virus corona, baik untuk tenaga pengajar ataupun peserta didik,” katanya kepada Validnews, Senin (1/6/2020).

Imam menerangkan, protokol kesehatan di pesantren nantinya akan merujuk kepada arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Di antaranya, sebelum dan sesudah masuk pesantren para santri dan para pengantarnya wajib mencuci tangan dan menggunakan masker.

Selain itu, pihak pengurus pondok pesantren juga harus mampu mengatur para santrinya untuk selalu menjaga jarak dan menjaga kebersihan dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

“Ini berlaku bagi santri lama maupun baru yang hendak mondok,” tambahnya.

Sebelumnya, Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (RMI-PBNU), atau Asosiasi Pesantren NU, meminta pemerintah membuat kebijakan pelaksanaan new normal di lingkup pesantren. Jika tidak, PBNU menilai lebih baik pesantren memperpanjang pembelajaran di rumah.

"Apabila tidak ada kebijakan nyata untuk pesantren, maka RMI-PBNU menyarankan pesantren memperpanjang masa belajar di rumah," kata Ketua RMI-PBNU Abdul Ghofarrozin dalam keterangan tertulisnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah untuk menggandeng kalangan pesantren dalam setiap perumusan setiap kebijakan. Dia menilai pemerintah belum memiliki perhatian dan kebijakan khusus untuk menangani corona.

Lebih lanjut, ia menilai rencana new normal di pesantren sangat berisiko karena penyebaran Corona masih terus meningkat.