Menteri Basuki : Kejar Ketertinggalan, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Indonesia Diperlukan

:


Oleh Irvina Falah, Senin, 17 Juli 2017 | 12:08 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 296


Tokyo, InfoPublik - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini tengah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia. Untuk memenangkan persaingan global saat ini, menurutnya hanya akan diraih oleh negara yang  telah siap, termasuk ketersediaan infrastruktur pendukungnya. Demikian disampaikannya saat menjadi pembicara Seminar Japan Global Exchange Forum for Housing, Building and Urban Development sekaligus pertemuan bisnis dengan para pengusaha Jepang khususnya bidang infrastruktur di Tokyo, Sabtu (15/7/2017). 

Selain dihadiri para pengusaha, juga hadir Hiroto Izumi yang menjabat Penasehat Khusus Perdana Menteri Jepang, Shigeru Kiyama, Penasehat Khusus Kabinet, Yoshiyuki Aoki Deputi MLIT (Ministry Land, Infrastructure, Transport and Tourism), dan Ryu Yano, Ketua Japan Global Exchange Forum for Housing, Building and Urban Development. Turut hadir Dubes Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif. 

Dalam periode 2015-2019, anggaran yang dibutuhkan Kementerian PUPR sebesar Rp 931 triliun yang tidak dapat dipenuhi seluruhnya melalui APBN. Anggaran tersebut untuk diantaranya pembangunan 65 bendungan, dimana 45 bendungan baru, 1.000 km jalan tol, mendukung program 100-0-100 untuk air bersih, penataan kumuh dan sanitasi serta program satu juta rumah. 

Sementara itu Arifin Tasrif mengatakan Indonesia mengenal Jepang sebagai negara yang mempunyai keunggulan dalam membangun infrastruktur dengan teknologi dan kualitas yang tinggi. Oleh karenanya Ia mengundang para pengusaha Jepang untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia. Kunjungan Menteri Basuki ini membawa pesan-pesan yang kuat mengenai prospek pengembangan proyek infrastruktur yang akan direalisasikan bersama. 

Dalam pertemuan tersebut, Shigeru Kiyama, sangat senang mendengar kembali kata "Brantas". Hal ini tidak terlepas dari sejarah pembangunan wilayah Sungai Brantas yang dilakukan bersama antara Indonesia dan Jepang pada 40 tahun lalu. Kerjasama dengan Jepang kala itu tidak hanya sebatas membangun fisik infrastruktur, namun juga alih pengetahuan bagi ribuan insinyur Indonesia. Dari proyek tersebut kemudian dibentuk PT. Brantas Abipraya. 

Proyek pembangunan wilayah Sungai Brantas saat ini telah memberi manfaat besar, salah satunya Sungai Brantas tak lagi meluap dan mengakibatkan banjir besar seperti kerap terjadi pada masa itu.  Semua kerja keras untuk mewujudkan proyek tersebut menjadi dikenal sebagai Semangat Brantas yang menurut Shigeru Kiyama harus terus digelorakan. 

Hiroto Izumi yang menjabat Penasehat Khusus Perdana Menteri Jepang yakin kemitraan kedua negara akan menguat dan investasi dari Jepang ke Indonesia juga meningkat, terlebih pasca pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Shinzo Abe. Kemitraan tersebut semakin diperkuat dengan kehadiran Menteri Basuki di Jepang kali ini. 

Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Inspektur Jenderal PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Sri Hartoyo, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Z, beberapa Direksi BUMN Karya, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Hermanto Dardak, Direktur Utama PT. Jasa Marga Desi Ariyani, Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang E. Maryono, dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Jepang Rahmat Gobel. 

Dukungan Riset Terapan untuk Pembangunan Infrastruktur

Pada pagi harinya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terlebih dahulu mengunjungi Panasonic Technology Center yang berlokasi di Odaiba, 30 Km dari Tokyo. Menteri Basuki mendapatkan penjelasan mengenai teknologi ramah lingkungan terbaru dan rumah masa depan.

Seusai penjelasan, Menteri Basuki mengatakan bahwa tur teknologi ini sangat menginspirasi terlebih bagi generasi muda. Kemajuan teknologi adalah keniscayaan, sehingga masyarakat harus disiapkan untuk teknologi masa depan. 

Disampaikannya bahwa Tahun 2018 Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games ke-18. Presiden Joko Widodo telah menugaskan Kementerian PUPR untuk mempersiapkan infrastruktur untuk mendukung event olahraga se-Asia tersebut yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang. Infrastruktur seperti renovasi dan rehabilitasi venue olahraga, pembangunan wisma atlet, penataan kawasan dan infrastruktur lainnya juga mengadopsi penggunaan teknologi. 

"Kebutuhan air conditioner di wisma atlet dan lampu LED untuk penerangan Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yang memerlukan teknologi yang ramah lingkungan. Pengadaannya semua dilakukan dengan lelang terbuka. Kami mengutamakan produk dalam negeri serta perusahaan asing yang memiliki pabrik di Indonesia," jelasnya

Menteri Basuki menyampaikan apresiasinya atas bantuan Pemerintah Jepang berupa hibah sistem pengamanan di Stadion GBK. Untuk pemanfaatan teknologi panel surya, Kementerian PUPR juga berkeinginan untuk menerapkan teknologi serupa di bendungan yang sedang dibangun.  

Dalam kunjungan tersebut juga disampaikan bagaimana sebuah perusahaan terus mengembangkan teknologi melalui penelitian terapan yang mendengarkan masukan kebutuhan konsumennya. Hal tersebut sangat penting bagi Kementerian PUPR sebagai organisasi yang dinamis untuk menggunakan pendekatan penelitian terapan sehingga hasil penelitiannya mendorong pembangunan infrastruktur yang kualitasnya lebih baik dan lebih cepat. "Kita perlu terus mengejar ketertinggalan ini dengan penerapa  teknologi berbasis riset terapan", tutup Menteri Basuki (*)