[SIARAN PERS WORLD WATER FORUM KE-10] World Water Forum ke-10 Turut Buka Jalan untuk Wujudkan Listrik Murah

: Foto udara pekerja menggunakan alat berat mengangkut material batu andesit untuk pembangunan Bendungan Leuwikeris di Gunung Pangajar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024). Kementerian PUPR terus mendorong optimalisasi pemanfaatan waduk atau bendungan multiguna untuk mencapai target Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025 menuju zero emission pada tahun 2060. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/YU


Oleh Taofiq Rauf, Sabtu, 27 April 2024 | 12:40 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 194


SIARAN PERS

TIM KOMUNIKASI DAN MEDIA WORLD WATER FORUM KE-10

NO.17/SP/TKM-WORLDWATERFORUM2024/04/2024

tentang

World Water Forum ke-10 Turut Buka Jalan untuk Wujudkan Listrik Murah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa penyelenggaraan World Water Forum ke-10 dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk mendapatkan listrik yang lebih murah, melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

“Dengan World Water Forum ini, isu hydropower (PLTA) kami harapkan bisa lebih besar lagi, karena dengan air kita bisa mendapatkan listrik yang paling murah,” ujarnya.

Salah satu proyek strategis yang ditawarkan oleh Indonesia untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024 memang adalah PLTA.

Pada kesempatan tersebut Eniya pun menjelaskan bahwa selama ini pemerintah mendorong pemanfaatan air untuk menjadi sumber listrik di Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya air yang luar biasa.

“Apalagi sumber air di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, sama Papua. Kalau di Pulau Jawa, mungkin sedikit-sedikit tergerus, tetapi PLTA-nya sudah lama-lama,” kata dia.

Oleh karena itu, ia sangat mendukung proyek PLTA untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024.

“Saat ini, listrik yang termurah, sekitar 3 sen atau di bawah, adalah hydro (air),” ujar eks Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu.

Sebelumnya Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan Indonesia menawarkan sejumlah proyek strategis untuk masuk dalam kompendium World Water Forum 2024 di Bali. Mulai dari modernisasi irigasi bersama World Bank hingga PLTA.

World Water Forum ke-10 memiliki tiga proses utama, yakni politik, regional, dan tematik dimana ketiganya akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah, akademisi, peneliti, hingga generasi muda yang akan saling bertukar pikiran.

Fokus pembahasan forum ada empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau integrated water resources management (IWRM) on small islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia. (Putu Inda/Nusarina Yuliastuti/TR/Elvira Inda Sari)

***

Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong  (0816785320).

 

PCO World Water Forum ke-10 - Dede Ariwibowo (08111830020)

 

Dapatkan informasi lainnya di https://infopublik.id/kategori/world-water-forum dan https://s.id/worldwaterforumpedia