Dinkes P2KB Tuban Bentuk Lagi 10 Sekolah Siaga Kependudukan Tahun Ini

: Foto : 10 perwakilan dari sekolah yang ditambahkan sebagai bagian dari program SSK Tuban saat ikuti bimtek. (ist)


Oleh MC KAB TUBAN, Rabu, 8 Mei 2024 | 15:13 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Tuban, InfoPublik - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban kembali menggalakkan program SSK, yakni dengan membentuk 10 SSK tambahan pada 2024 ini.
 
Sebelumnya, Dinas P2KB Tuban telah berhasil membentuk lima Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) pada 2023 lalu.
 
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinkes P2KB Tuban, Harsono Tri Asworo, mengungkapkan bahwa, pembentukan tambahan dari SSK tersebut dilakukan dalam rangka menyambut bonus demografi yang puncaknya diperkirakan terjadi pada 2030 mendatang.
 
Upaya ini juga bertujuan untuk menekan angka pernikahan dini di kalangan pelajar khususnya di wilayah Kabupaten Tuban.
 
“Dengan dibentuknya 10 SSK yang baru tahun ini, tujuannya tak lain untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan peserta didik dalam menghadapi berbagai isu kependudukan,” ujar Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana kepada reporter Diskominfo SP Tuban saat dihubungi melalui telepon, Rabu (8/5/2024).
 
Sepuluh SSK baru-baru ini terbentuk, sambungnya, meliputi SMPN 2 Tuban, SMPN 5 Tuban, SMPN 6 Tuban, SMPN 1 Palang, SMPN 2 Palang, SMPN 1 Merakurak, SMPN 1 Plumpang, SMPN 1 Rengel, SMPN 1 Soko, dan SMPN 1 Semanding. Dipilihnya sekolah-sekolah ini tidak hanya didasarkan pada tingginya angka pernikahan dini di wilayah kecamatan, tetapi juga dipilih karena kedekatan lokasinya dengan SMPN 1 Tuban, yang menjadi proyek percontohan SSK di Kabupaten Tuban.
 
Lebih lanjut, dengan terbentuknya 10 SSK yang baru, pihaknya berharap program tersebut dapat secara signifikan mengurangi terjadinya angka pernikahan dini yang ditandai dengan jumlah pengajuan surat dispensasi nikah, serta memberikan pengetahuan kepada siswa-siswi SMP utamanya untuk kepedulian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kependudukan di lingkungannya. "Salah satunya adalah tingkat angka pengangguran yang terjadi selama ini,” tandasnya. (yavid rahmat perwita/hei)