Fakultas Sastra dan Budaya di UNG Dorong Upaya Pelestarian Bahasa Gorontalo

: Dakia, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Gorontalo. (Foto: istimewa)


Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 24 April 2024 | 20:10 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 135


Kota Gorontalo, InfoPublik - Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mendorong peningkatan pemahaman bahasa Gorontalo di kalangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program peminatan itu diberikan untuk menjaga kelestarian bahasa Gorontalo agar tidak punah.

Kondisi pelestarian bahasa Gorontalo menghadapi tantangan serius, terutama dalam lingkungan keluarga. Banyaknya orang tua yang lebih memilih berkomunikasi dengan anak-anak menggunakan bahasa Melayu daripada bahasa Gorontalo menjadi salah satu penyebab kepunahan bahasa Gorontalo.

“Yang saya ajarkan berbahasa Gorontalo itu banyak orang Gorontalo. Tapi begitu saya tanyakan apakah Anda berbahasa Gorontalo di rumah, jawabannya tidak. Ada yang tidak sama sekali menggunakan bahasa Gorontalo, ada juga yang sekali. Nah ini adalah salah satu faktor yang membuat bahasa Gorontalo itu menjadi tertinggal, jadi lama-lama dia akan menghilang bersama penuturnya,” ungkap Dakia, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Rabu (24/4/2024).

Kondisi yang terjadi saat ini menimbulkan keprihatinan terhadap masa depan bahasa Gorontalo. Perubahan pola komunikasi dalam lingkungan keluarga dapat berdampak besar pada pelestarian bahasa dan identitas budaya suatu komunitas.

Upaya pelestarian bahasa Gorontalo perlu diperkuat, baik melalui program-program pendidikan formal maupun upaya sadar dalam lingkungan keluarga untuk memperkuat penggunaan bahasa Gorontalo dalam komunikasi sehari-hari.

Inisiatif kreatif akan terus dilakukan untuk menjaga kelestarian bahasa Gorontalo dari kepunahan. Oleh karena itu, untuk mengajarkan bahasa Gorontalo, kosa kata bahasa Gorontalo harus mulai diperkenalkan. Cerita-cerita pendek dan kalimat percakapan dalam bahasa Gorontalo juga harus dibuat sebagai cara untuk memperkenalkan morfem-morfem yang ada dalam bahasa tersebut kepada mahasiswa.

“Harapan saya supaya mereka tidak sekedar mengenal, tapi juga bisa berbahasa Gorontalo. Walaupun membaca dan berbicara dalam bahasa Gorontalo berbeda, tapi mudah-mudahan dengan cara seperti itu bisa meningkatkan penggunaan bahasa Gorontalo,” tutur Dakia. (mcgorontaloprov/intan)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 8 Mei 2024 | 22:03 WIB
SDGs Center UNG Menguatkan Peran Mahasiswa dalam Mencapai Target SDGs
  • Oleh MC PROV ACEH
  • Selasa, 7 Mei 2024 | 20:58 WIB
BBPA Berdayakan 80 Komunitas Literasi untuk Tumbuhkan Budaya Baca
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Minggu, 5 Mei 2024 | 23:06 WIB
BMKG: Senin Besok Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang di Gorontalo