Canangkan Kampung Hijau, Warga Sleman Diminta Bikin Biopori untuk Minimalisir Produksi Sampah RT

: Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Sleman, Eni Yuliani dalam acara sosialisasi Program Kampung Hijau,


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 24 April 2024 | 15:11 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 80


Sleman, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman akan mencanangkan pembuatan biopori di setiap rumah warga. Langkah ini diambil pemkab sebagai upaya alternatif mengurangi produksi sampah rumah tangga (RT).

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Eni Yuliani dalam acara sosialisasi Program Kampung Hijau, di Gedung IPHI Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Selasa (23/4/2024).

"Kita akan mencanangkan pembuatan biopori di setiap rumah tangga dan tiap-tiap kepala keluarga. Jadi di rumah kita pun ada tempat pengelolaan sampah. Sehingga sampah tidak perlu ditumpuk di tempat lain yang akhirnya menimbulkan bau tidak sedap," ujar Eni Yuliani.

Eni membeberkan, setiap hari tidak kurang dari satu juta orang di Sleman memproduksi sampah hingga sekian ton per hari. Padahal, katanya tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Piyungan akan segera ditutup total pada 1 Mei mendatang. “Maka persoalan sampah ini bukan hanya kewajiban dari DLH Sleman. Tapi juga menjadi tanggung jawab kita semua. Karena kita juga produsen sampah tersebut," papar Eni.

Untuk itu, lanjutnya, Pemkab Sleman akan mengupayakan pengelolaah sampah dimulai dari setiap rumah warganya. “Begitu pula tiap-tiap rumah atau paling tidak satu dusun, disarankan untuk menanam tanaman perindang untuk menjaga stabilitas oksigen di lingkungan kita,” ujarnya.

Sementara itu, Mustika Dewi selaku Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas dan Peran Serta Masyarakat DLH Sleman menekankan tentang pentingnya gerakan 3R yaitu reduce (mengurangi sampah), reuse (memanfaatkan sampah), dan recycle (mendaur ulang sampah) untuk mengurangi produksi sampah.

"Sampah adalah problematika kita semua. Maka dari sini, kami akan mencanangkan program penilaian kepada lembaga-lembaga pengelola sampah di dusun dan kalurahan yang nantinya akan kami tunjuk. Semakin baik pengelolaan sampahnya,  semakin tinggi nilainya. Semakin banyak peran serta masyarakat,  semakin tinggi pula nilainya," papar Mustika Dewi.

Terkait Program Kampung Hijau yang dicanangkan Pemkab Sleman, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berharap program tersebut dapat membantu penyediaan air bersih di Sleman. Kustini mengaku mendapat laporan dari PDAM bahwa kondisi air bersih di Sleman sudah berkurang cukup jauh debitnya.

Program Kampung Hijau oleh DLH Sleman, menurutnya adalah langkah optimalisasi wilayah resapan air yang ada di Sleman. “Agar air yang kita minum juga sehat. Jangan sampai anak cucu kita nanti kekurangan air bersih. Karena sungai dan segala tempat yang serupa irigasi tersebut sudah tercemar sampah. Jika anak cucu kita meminum air yang tercemar sampah, sedikit banyak dari mereka akan terkena stunting,” tukas Kustini.

Oleh karena itu, Kustini mengajak seluruh warga Sleman untuk mendukung Program Kampung Hijau yang akan dicanangkan di 17 Kapanewon ini. “Janganlah kita menanam besi di lingkungan kita. Tapi tanamlah tanaman perindang, tanaman penahan air, dan tanaman obat di lingkungan kita. Lalu mari kita kelola sampah dengan baik. Sampah jika diolah dengan baik akan juga menjadi lahan perekonomian,” pungkas Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. (Asrori Wardan/KIM Pakembinangun)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 15:46 WIB
Peringati May Day, Pemkab Sleman Gelar Jalan Sehat
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Selasa, 30 April 2024 | 17:59 WIB
Pentingnya Penangangan Pascapanen Padi agar Hasilnya Maksimal