Inovasi Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan Dapat Melestarikan Tradisi Tumbilotohe di Gorontalo

: Masyarakat Gorontalo biasanya menyalakan lampu khusus pada tiga malam sebelum hari raya Idulfitri. Tradisi ini disebut Tumbilotohe. (Foto: istimewa)


Oleh MC PROV GORONTALO, Minggu, 7 April 2024 | 12:58 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 268


Kota Gorontalo, InfoPublik – Warga Gorontalo yang kesulitan mencari bahan bakar untuk lampu Tumbilotohe dapat mempertimbangkan menggunakan captikus yang dicampur dengan minyak tanah.

Perbandingannya adalah 1:6 sampai 1:10, yakni satu liter minyak tanah berbanding enam sampai 10 liter captikus.

Tawaran itu disampaikan oleh Fuad Pontoiyo, dosen Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan di Sekolah Vokasi Universitas Negeri Gorontalo (UNG).

Tumbilotohe adalah tradisi menyalakan lampu saat menjelang hari raya Idulfitri yang dilaksanakan oleh masyarakat Gorontalo. Tradisi ini tidak diketahui kapan muasalnya, tapi diperkirakan sudah ada sejak era kerajaan.

“Beberapa hari lalu saya sempat mengenalkan teknologi rekayasa energi terbarukan di UNG, dan dalam tawaran ini saya menyentil bagaimana jika kuliah di jurusan ini bisa berinovasi, salah satunya untuk menjawab bagaimana melestarikan kembali tradisi Tumbilotohe memakai lampu botol minyak (bakar),” tutur Fuad, Minggu (7/4/2024).

Menurut Fuad, banyak orang yang memberikan solusi untuk menghadapi langkanya minyak tanah yang dulu digunakan sebagai bahan bakar utama lampu Tumbilotohe. Salah satunya adalah menggunakan minyak kelapa.

Tapi ada dua potensi masalah yang ditimbulkan, yaitu harga minyak kelapa yang hampir mendekati minyak tanah dan dapat merusak rantai pasok minyak kelapa di masyarakat, sehingga bisa menimbulkan inflasi.

Alternatif lainnya adalah memakai prinsip berat jenis air sabun, fanta, dan minyak kelapa. Kelemahannya ketika minyak kelapa habis, maka hal itu akan merusak sistem aliran pembakaran, dan mengakibatkan sumbu lampu botol minyak menyentuh air. Dengan demikian sumbu lampu botol pun harus dikeringkan agar dapat digunakan kembali. Tapi cara itu juga berpotensi menyedot persediaan minyak kelapa di pasaran.

Ide lainya yakni memakai bahan bakar solar. Tapi bahan bakar ini sangat terbatas, banyak mobil diesel yang mengantre di SPBU hingga sekarang. Hasil pembakaran lampu botol mengunakan solar juga akan menyebabkan asap hitam pekat  yang berdampak pada polusi udara.

“Ada pula yang mencoba memakai oli bekas, kelemahanya yakni memerlukan waktu untuk sumbu lampu botol menyala, karena prinsip kerjanya oli dengan viskostas tinggi sehingga oli harus dinaikkan temperaturnya, setelah itu baru bisa terbakar. Asap yang dihasilkan hitam pekat mengakibatkan polusi udara,” ungkap Fuad.

Ide lainya yakni mengunakan gas elpiji,  cara ini sangat berisiko karena bahan bakar gas sangat mudah meledak, apalagi waktu menyala sangat panjang mulai selepas salat magrib hingga subuh, sehingga tidak mudah diterapkan.

Cara lainnya yakni menggunakan getah damar yang dulu digunakan orang-orang tua sebelum mengenal minyak tanah, tapi getah damar sangat terbatas.

Yang sekarang banyak dilakukan orang adalah menggunakan lampu listrik. Sayangnya cara ini banyak mendapat kritikan masyarakat karena menghilangkan  kekhasan Tumbilotohe itu sendiri.

Para pemerhati budaya juga banyak yang tidak sepakat dengan alternatif tersebut. Risiko cara ini adalah adanya potensi sengatan listrik, membebani distribusi listrik, dan biaya yang dikeluarkan tidak murah.

“Tawaran kami adalah dengan memanfaatkan captikus, yang harus dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan pihak lain, terutama kepolisian untuk dapat memanfaatkan sitaan captikus,” tutur Fuad.

Selama ini, captikus dimusnahkan dengan cara dibuang ke tanah. Padahal airnya bisa dimanfaatkan untuk dicampur dengan minyak tanah, dengan perbandingan tertentu untuk mendapatkan bahan bakar Tumbilotohe.

“Kami di program studi Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan UNG memberikan solusi ini,” ujar Fuad. (mcgorontaloprov)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Selasa, 7 Mei 2024 | 08:22 WIB
Kader TP-PKK Pontianak Diminta Amalkan Nilai Kebersamaan dan Tolong-menolong
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Selasa, 23 April 2024 | 20:56 WIB
Indonesia Mampu Terapkan Sistem Energi Terbarukan
  • Oleh MC PROV ACEH
  • Rabu, 17 April 2024 | 13:12 WIB
Operasi Ketupat Seulawah 2024 Berakhir, Laka Lantas Turun 16 Persen