OJK Kalsel Dorong FAD Lebih Bijak dalam Mengelola Keuangan

: OJK Kalsel Dorong FAD Lebih Bijak dalam Mengelola Keuangan -Foto:Mc.Kalsel


Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Jumat, 5 April 2024 | 09:58 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 73


Banjarbaru, InfoPublik - Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melaksanakan Webinar Penguatan Kapasitas atau Capacity Building dengan tema “Belajar Keuangan Inklusi Sejak Dini, Bahagia di Hari Nanti” yang diikuti FAD provinsi dan 13 kabupaten/kota, Banjarbaru, Kamis (4/4/2024).

Webinar ini bertujuan menggali lebih dalam tentang keuangan inklusi serta dasar-dasar literasi finansial agar dapat tercipta pemahaman yang lebih baik mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi anak-anak agar lebih bijak dalam mengelola keuangan.

Kasubag Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional 9 Kalimantan, Andika Prasetia selaku narasumber mengatakan, literasi dan edukasi keuangan bagi anak dan remaja sangat penting karena dapat membentuk perilaku dan kebiasaan keuangan anak ketika memasuki usia dewasa. Hal yang perlu ditanamkan sejak anak masih usia dini bahwa literasi keuangan adalah essential life skills yang perlu dimiliki dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

“Pengetahuan dan pengalaman keuangan yang ditanamkan akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga membentuk karakter dan kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa depan sebagai suatu budaya baik, seperti mengenal makna uang, kebiasaan menabung, hingga mendahulukan kebutuhan dari keinginan bahkan nilai-nilai berbagi,” kata Andika.

Dalam survei literasi keuangan pada 2022 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat tingkat literasi keuangan untuk penduduk berusia 15-17 tahun baru sebesar 43,28 persen, dimana angka tersebut lebih rendah dari tingkat literasi secara nasional 49,68 persen.

Dengan semakin maraknya digitalisasi, generasi milenial sering mendapatkan tawaran-tawaran yang menarik akan produk yang menggiurkan di media sosial dan tawaran tersebut sering kali dapat dibayarkan melalui skema cicilan yang sebenarnya dapat menyesatkan jika mengalami kredit macet.

Hal itu menandakan masih banyak kalangan milenial yang mengabaikan konsep-konsep dasar dalam mengelola keuangan.

“Dengan kondisi ini, remaja harus mulai belajar membedakan keinginan dan kebutuhan. Harus memikirkan slot mana yang harus diisi ketika mendapatkan uang. Tidak hanya memenuhi keinginan, tetapi juga harus belajar memenuhi kebutuhan masa depan,” ujar Andika. (MC Kalsel/scw/YIN/Eyv)

 

Berita Terkait Lainnya