Peningkatan UMKM Tertinggi dari Lima DPSP Adalah DPSP Labuan Bajo

: Salah satu sudut panorama di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. (Foto: istimewa))


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Minggu, 31 Maret 2024 | 18:58 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 152


Labuan Bajo, InfoPublik - Demikian jawaban tertulis yang disampaikan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I.G.A Dewi Hendriyani melalui Tim Biro Komunikasi bersama Satuan Unit Kerja Kemenparekraf, Jumat (27/3/2024) menjawab pertanyaan tertulis wartawan.

Dalam acara "Weekly Brief With Sandiaga Uno Menteri Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia", disebutkan bahwa ada enam produk unggulan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo. Di antaranya adalah kelor atau moringa oleifera, tenun ikat, kopi, garam, rumput laut, dan yang terakhir adalah coklat yang saat ini sedang dikembangkan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di NTT.

Diinformasikan juga bahwa perkembangan anak pariwisata Danau Toba semakin bergerak positif. Hal itu juga didukung dengan adanya event international F1 Powerboat dan Jetski Aquabike di Danau Toba. Event itu memberikan multiplier effect bagi UMKM yang turut dilibatkan sehingga memberi dampak terhadap peningkatan ekonomi bagi pelaku usaha lewat pameran, seperti subsektor kuliner, kriya, dan fashion.

Peningkatan kualitas UMKM itu juga terlihat dari kemasan yang semakin menarik dan kualitas produk dengan diferensiasi yang mengusung kearifan lokal, seperti Keripik Andaliman.

Penetapan Labuan Bajo sebagai DPSP sudah pasti memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Labuan Bajo dan wilayah pembangunan baik infrastruktur, pengembangan SDM, hingga promosi pariwisata melalui penyelenggaraan berbagai event bertaraf internasional.

Sejak tahun 2017 - 2023, terdata bahwa angka perkembangan jasa dan usaha kepariwisataan Manggarai Barat. Akomodasi bertambah dari 64 menjadi 94 (+30), Kamar bertambah dari 1.030 menjadi 2.264 (+120%) per Juni 2023, Restoran bertambah dari 29 menjadi 104 (+75), rumah sakit bertambah dari 2 menjadi 3 (+1), usaha tirta bertambah dari 9 menjadi 44 (+35), usaha perjalanan wisata bertambah dari 12 menjadi 65 (+35), hiburan umum bertambah dari dua menjadi 18 (+16), dan kawasan bertambah dari 0 menjadi 3 (+3).

“Dari angka-angka ini kita bisa melihat bahwa penetapan Labuan Bajo sebagai DPSP berdampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah, di mana banyak fasilitas umum bertambah, meningkatnya investasi, bertambahnya destinasi baru, terbukanya peluang usaha (UMKM) baru di industri parekraf, terbukanya lapangan pekerjaan baru yang lebih luas dan tentu menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung dan, meningkatkan spent di Labuan Bajo,” tutur Dewi Hendriyani.

Perkembangan pariwisata di DPSP, khususnya di Labuan Bajo, Mandalika dan Likupang, seiring dengan keterbukaannya, pertumbuhan UMKM di daerah tersebut. Event-event nasional maupun internasional, yang dilaksanakan di wilayah DPSP pun menjadi salah satu kesempatan bagi para, pelaku UMKM untuk dapat terlibat didalamnya.

Seperti halnya event-event yang diadakan di Mandalika memberikan efek terhadap perkembangan UMKM, tercatat 154.000 orang/tahun mengunjungi Bazaar Mandalika yang di dalamnya terdapat 41 stall culinary, 114 stall creativity, dan 147 stall culture yang diisi oleh UMKM lokal.

Peningkatan UMKM secara signifikan terjadi ketika event besar seperti MotoGP, di mana ratusan stand UMKM terlibat di dalamnya, mulai dari jenis UMKM makanan hingga minuman, UMKM souvenir dan produk kerajinan seperti anyaman bambu, mutiara, kaos sablon, dan kain tenun. Sesama UMKM juga harus membuat komunitas untuk memberdayakan dan memperkuat posisi UMKM Mandalika.

Pada Februari lalu UMKM di Mandalika menggelar program "Community Collaboration". Program tersebut memperkuat keterampilan dan kreativitas sesama UMKM. Kontribusi dan dampak ekonomi terjadi adalah peningkatan 7x lipat (tourist spending) di Labuan Bajo, hal itu juga sejalan dengan pola perilaku keputusan wisatawan dalam membeli produk UMKM lokal.

Untuk DPSP Likupang sendiri, UMKM menghasilkan produk yang menonjolkan keunikan dari Sulawesi Utara seperti pisang goroho, kain tenun, kerajinan batok kelapa dan lain sebagainya.

UMKM didorong untuk meramaikan event yang ada di DSP Likupang. Pada Likupang Tourism Festival tahun 2023 sebanyak 72 UMKM ikut memamerkan produknya kepada 51 ribu pengunjung. Tidak hanya itu, Bank Indonesia juga turut memberikan fasilitas kepada UMKM yang ada untuk dapat bertransaksi menggunakan QRIS.

Sementara itu, Kemenparekraf juga turut mengadakan kegiatan-kegiatan bimtek dalam rangka memberikan pengembangan diri (upskilling) dan memberikan dampak positif bagi UMKM lokal, baik di Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, dan DPSP lainnya. (Frumentius Manggarai Barat)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 23:18 WIB
Apel Hardiknas Berlangsung Sukses, Wabup Mabar Apresiasi Camat Sano Nggoang
  • Oleh MC KAB PENAJAM PASER UTARA
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 06:21 WIB
Hari Kartini Dirayakan dengan Talkshow Bersama 17 Inspirasi Wanita Kabupaten PPU
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 07:57 WIB
Bupati Manggarai Barat Ingin Labuan Bajo Jadi HUB Pangan dan Sentra Holtikultura