Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor Sumbar, Kepala BNPB: Utamakan Kecepatan Penanganan

: Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam rapat koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Barat pada Kamis 7 Maret 2024.


Oleh MC PROV SUMATERA BARAT, Selasa, 12 Maret 2024 | 16:20 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 205


Padang, InfoPublik - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto menekankan akan mengutamakan kecepatan penanganan tanggap darurat bencana. Khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan pangan pokok, serta pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.

Hal itu disampaikan Suharyanto dalam rapat koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis 7 Maret 2024.

BNPB melaporkan, sebanyak 30 warga meninggal dunia dan enam orang masih dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor, sementara warga mengungsi mencapai 78.877 orang. Kerugian infrastruktur yang diperkirakan mencapai Rp226 miliar.

"Bencana ini cukup masif karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Padang, Senin 11 Maret 2024.

Menyikapi dampak bencana tersebut Pemerintah Provinsi Sumbar telah menetapkan status tanggap darurat guna merespons cepat kondisi penanggulangan bencana. Status tanggap darurat juga ditetapkan di lima dari 12 daerah terdampak banjir. Kelima daerah itu yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

BNPB juga menyerahkan bantuan sementara untuk kebutuhan awal berupa dukungan operasional, logistik dan peralatan, serta Dana Siap Pakai (DSP) senilai total Rp1,75 miliar untuk penanggulangan bencana.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menjelaskan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Bencana banjir dan longsor juga dipengaruhi oleh saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik. Selain itu, juga ditemukan pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.

Selain itu, dari hasil pendataan di lapangan, pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.

Usai rapat kordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor tersebut, Kepala BNPB dan Gubernur Mahyeldi mengunjungi beberapa titik bencana secara terpisah untuk meninjau dan menyalurkan bantuan.

Kepala BNPB didampingi Sekdaprov Sumbar Hansastri, melakukan peninjauan ke lokasi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan. Sementara Gubernur Mahyeldi mendampingi Sestama BNPB, Rustian meninjau lokasi bencana di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.(Diskominfotik Sumbar)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Minggu, 28 April 2024 | 20:42 WIB
Update: Bangunan Rusak akibat Gempa Garut Bertambah Jadi 110 Unit
  • Oleh Jhon Rico
  • Minggu, 28 April 2024 | 09:41 WIB
Bencana Longsor di Toraja Utara akibatkan Tiga Orang Meninggal Dunia
  • Oleh Jhon Rico
  • Minggu, 28 April 2024 | 09:39 WIB
BNPB Serahkan Dukungan DSP Senilai Rp250 Juta ke Pemkab Sijunjung
  • Oleh Jhon Rico
  • Minggu, 28 April 2024 | 09:38 WIB
Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan
  • Oleh MC Kota Payakumbuh
  • Minggu, 28 April 2024 | 16:44 WIB
Sekda Payakumbuh: Penanggulangan Bencana Tanggungjawab Bersama
  • Oleh MC Kota Payakumbuh
  • Minggu, 28 April 2024 | 16:41 WIB
Sekda: Pemko Payakumbuh Berkomitmen Penuh dan Serius Melawan Korupsi
  • Oleh MC Kota Payakumbuh
  • Minggu, 28 April 2024 | 16:38 WIB
Hadiri SPM Awards 2024, Pj Wako Optimis Payakumbuh Jadi yang Terbaik