: Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, Sp. PD-KGEH, FINASIM memimpin Rapat Evaluasi Pelaksanaan Program Increasing people’s resilience through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara (INCIDENT) - Catholic Relief Services (CRS) diruang Rapat Bupati Belu
Oleh MC KAB BELU, Jumat, 1 Maret 2024 | 13:36 WIB - Redaktur: Juli - 163
Belu, InfoPublik - Bupati Belu, Taolin Agustinus memimpin Rapat Evaluasi Pelaksanaan Program Increasing people’s resilience through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara (INCIDENT) - Catholic Relief Services (CRS) di ruang Rapat Bupati Belu, Rabu (28/2/2024).
Program ini dibawa oleh lembaga Catholic Relief Services (CRS) untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim. Adapun program ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat kapasitas masyarakat agar secara efektif mampu mempersiapkan dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim dan bencana melalui praktik pertanian yang lebih baik.
Taolin Agustinus mengatakan bahwa, evaluasi terhadap pelaksanaan Program INCIDENT-CSR di NTT dan khususnya Kabupaten Belu ini akan menjadi catatan dan masukan untuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, dan BAIS.
"Evaluasi ini dilakukan terhadap terhadap kegiatan mitigasi bencana dan beberapa kegiatan lainnya, termasuk bantuan-bantuan yang selama ini dikerjakan di Kabupaten Belu. Kita memberikan catatan dan masukan kepada tim yang melakukan evaluasi ini bahwa kehadiran CRS dan CIS Timor di Kabupaten Belu sangat bermanfaat bagi masyarakat," ujar Bupati Belu.
Lanjutnya, kehadiran CRS dan CIS Timor sangat membantu dalam hal membuat kajian dan dokumen mitigasi bencana, serta membantu petani melalui latihan-latihan, sehingga petani memahami tentang perubahan iklim dan musim tanam, serta pemanfaatan sumber daya air dan aplikasi berbasis elektronik.
"Saat ini ada 5 desa di Kabupaten Belu yang menjadi lokasi pelaksanaan Program CRS, yaitu Desa Umaklaran, Desa Bauho, Desa Dafala, Desa Rinbesihat dan Desa Tasain. Besok Tim turun ke lapangan untuk meninjau dan melihat langsung apa yang telah dihasilkan di sana. Kita berharap ke depannya kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan menjangkau lebih banyak desa, sehingga lebih banyak masyarakat yang terbantu," imbuh Bupati Belu.
Disampaikan pula, apabila dinilai berhasil, maka kerja sama CSR dengan Pemerintah Indonesia ini diharapkan terus dilanjutkan, karena sangat berdampak terhadap ketahanan dan keamanan daerah di perbatasan NKRI dan Timor Leste. "Kita berharap dari hasil evaluasi ini kehadiran CRS bisa dilanjutkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Belu dan NTT secara khusus serta Indonesia pada umumnya," tutup Bupati Belu.
Sebagai informasi, pada 2024 masyarakat rentan di kabupaten sasaran secara efektif mempersiapkan dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim dan bencana melalui praktik pertanian yang lebih baik.
Pertama; sebanyak 2.779 petugas penyuluh pertanian dan petani memperoleh manfaat langsung dari peningkatan produksi pertanian yang dipromosikan oleh Proyek INSIDENT. Kedua: 592 individu (atau penerima manfaat) yang dilatih terkait praktik perlindungan tanaman yang sesuai. Ketiga: 194 petani (individu) yang berkolaborasi pada kegiatan konservasi manajemen sumber daya alam milik masyarakat.
Keempat: 5.857 anakan pohon telah ditanam pada kawasan konservasi yang telah dipetakkan seperti, mata air, perbukitan, sungai, bendungan, hutan, dan lahan pertanian.
Pada 2024 masyarakat otoritas pemerintah daerah, LSM dan pemangku kepentingan utama lainnya di kabupaten sasaran secara efektif mempersiapkan, memigitasi, dan beradaptasi dengan risiko bencana dan iklim.
Sebanyak 221 individu dalam komunitas terlibat dalam penilaian bahaya, kerentanan, dan kapasitas secara partisipatif. 556 orang mendapatkan manfaat dari aksi PRB di tingkat masyarakat melalui pembentukan tim PRB desa, pelatihan CLDRM, pengkajian risiko, pengembangan rencana kontinjensi, dan implementasi. FPRB juga menginisiasi Pembentukan Forum PRB Tingkat Kabupaten dan memberikan berbagai pelatihan peningkatan kapasitas bagi anggota.
Pada 2024 rumah tangga rentan di kabupaten sasaran lebih tangguh secara finansial memitigasi dan beradaptasi dengan risiko bencana, Pertama: Kelompok SILC setidaknya 7 kelompok SILC telah terbentuk di 5 desa. Kedua, Anggota SILC 138 menjadi anggota kelompok SILC untuk ketahanan finansial bagi keluarga yang rentan.
Dokumen rencana kerja Tahun (RKT) 2023 telah disusun oleh berbagai peserta dari OPD kabupaten Belu, beserta keterlibatan unsur TNI dan Polri, BMKG, TAGANA, dan Forum PRB yang mengikuti melalui lokakarya penyusunan RKT.