:
Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Selasa, 27 Juni 2023 | 10:19 WIB - Redaktur: Juli - 735
Ambon, InfoPublik - Pembukaan Perkemahan Ceria Anak Sekolah Minggu (Percasmi) PGI, di Ambon berlangsung dengan meriah, Senin (26/6/2023).
Pembukaan tersebut ditandai dengan pemukulan toleng-toleng oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Acara diawali dengan kebaktian yang dilayani oleh Pendeta Eklin de Fretes. Khotbahnya yang dibawakan dalam bentuk cerita, bersama dengan Dodi (temannya) berhasil menarik perhatian para tamu undangan dan peserta Percasmi 2023.
Turut hadir dalam acara pembukaan, Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom, MPH Sinode GPM, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen, Johni Tilaar, Gubernur Maluku yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Setda Maluku, Petterson Rangkoratat, Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M.Wattimena, serta Pimpinan Klasis se-GPM.
Akta pembukaan Percasmi ditandai dengan penyalaan lilin oleh Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom, yang didampingi oleh Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta E. T. Maspaitella bersama dengan Ketua Panitia Percasmi 2023, Pendeta J. Lailossa.
Kemudian, Pendeta Lailossa dalam penyampaian laporan panitia menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan Percasmi PGI 2023 ini didasarkan pada 2 hal penting, di antaranya; memberikan perhatian dan kepedulian terhadap tumbuh kembang anak, dan anak-anak sedang dihadapkan dengan berbagai tantangan dan ancaman.
“Karena itu event ini adalah salah satu cara kita, cara gereja untuk memastikan kepentingan terbaik dan upaya kita untuk memastikan kepentingan terbaik anak,” ungkapnya.
Pendeta Lailossa juga mengatakan bahwa ini merupakan kali pertama Percasmi PGI yang digelar di luar Pulau Jawa. Sampai pelaksanaan pembukaan, tercatat ada 13 gereja anggota PGI yang turut dalam kegiatan Percasmi 2023 ini, dengan total jumlah peserta 198 untuk anak dan pendamping sekolah Minggu.
Pendeta Maspaitella menyambut dengan suka cita kehadiran Menteri PPPA, Ketum PGI, dan semua anak peserta Percasmi di Bumi Raja-raja, Maluku.
Selanjutnya, Pendeta Maspaitella menjelaskan bahwa sejalan dengan konsep PGI mengenai Gereja Ramah Anak, sejak 2018, GPM juga telah menyelenggarakan Gereja Ramah Anak, dengan menitikberatkan beberapa fokus program, dengan turut memaksimalkan jaringan guna upaya pencegahan tindak kekerasan seksual terhadap anak.
Dalam penerapan gereja ramah anak itu, melalui Klasis, telah berfungsi 2 Rumah Aman, yaitu di Klasis Pulau Pulau Lease di Saparua di Kabupaten Maluku Tengah dan Klasis Letti Moa Lakor di Maluku Barat Daya.
Lebih lanjut Pendeta Maspaitella mengatakan bahwa salah satu yang sedang GPM upayakan secara sungguh-sungguh adalah melalui Pendidikan Dasar sampai Menengah, khususnya di wilayah-wilayah pedalaman dan pelosok, sebagai wilayah tidak tergantikan di kawasan 4T (Terdepan, Terluar, Tertinggal dan Terabaikan).
Lanjutnya, melalui momentum ini, ucapan terima kasih dilantunkan kepada PGI yang telah mempercayakan GPM, sebagai tuan dan nyonya rumah pelaksanaan Percasmi 2023.
Kemudian, sambutan Gubernur Maluku yang disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Setda Maluku, Petterson Rangkoratat memberikan beberapa pesan terhadap pelaksanaan kegiatan Percasmi, di antaranya, kegiatan ini diharapkan dapat membentuk anak-anak sekolah Minggu menjadi bagian penting bukan saja objek, tapi subjek dari aktivitas pelayanan gerejawi serta berguna bagi bangsa dan negara.
Selanjutnya, anak-anak dapat hidup dan tumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, menghargai perbedaan dan keanekaragaman dengan senantiasa bersiap untuk menjawab tantangan dan krisis yang mengancam.
Sementara itu, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen, Johni Tilaar mengatakan bahwa gereja memiliki orang-orang yang sementara menanamkan benih-benih injil dan menyiram kepada anak-anak, untuk itu perlu ada keseimbangan antara upaya menanam dan menyiram supaya gereja bertumbuh secara sehat. Sudah menjadi tanggung jawab bersama bahwa generasi lama mengarahkan dan mengingatkan akan visi gereja kepada generasi selanjutnya.
“Pemimpin yang baik akan peka terhadap bahaya yang terjadi pada generasi penerus khususnya anak-anak sekolah minggu,” tuturnya.
Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom berharap agar melalui kegiatan ini, anak dapat mengembangkan persahabatan dengan gereja lain.
“Kita harus membuka diri dengan semua orang dari gereja manapun. Melalui perjumpaan dan persahabatan selama Percasmi ini," imbuhnya.
Sebagai penutup sekaligus membuka dengan resmi kegiatan Percasmi, Menteri PPPA menegaskan bahwa sumber daya yang paling berharga bagi bangsa bukanlah tambang minyak ataupun gas bumi, tapi kualitas SDM, yaitu anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa ke depan.
Di tengah maraknya kasus kekerasan, khususnya kekerasan seksual yang menimpa anak-anak Indonesia, ia berharap peran gereja terus ditingkatkan sebagai garda terdepan dalam membantu mewujudkan lingkungan yang menjamin terpenuhinya hak dan terlindunginya anak-anak.
“Kalau tadi dari awal saya datang, ketika kita melihat MC adalah anak-anak, kemudian berbagai kelompok musik yang berbeda-beda, ini potensi luar biasa yang sudah disiapkan dari pendampingan gereja,” imbuhnya.
Menteri PPPA berharap agar dengan gereja ramah anak ini PGI dapat memaksimalkan peran anak sebagai pelopor dan pelapor. Dalam hal ini anak ditempatkan sebagai subjek aktif yang mampu berkontribusi menjadi bagian dari solusi masalah.
Acara pembukaan dimeriahkan oleh beberapa ansambel music anak, di antaranya, Jukulele Jemaat GPM Wayame, Ansambel musik SMPN 15 Ambon, Totobuang Hadrat, Amboina Brass Community, dan seluruh rangkaian acara seremonial dipandu 2 orang anak asal Jemaat GPM Wayame, Lionel Luturmas, dan Shquandra Noya.