Olahraga Tradisional Patumbu Dikenalkan Dinas Dikbudpora di Fotranas 2022

:


Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 17 Juni 2022 | 13:29 WIB - Redaktur: Kusnadi - 181


Bone Bolango, InfoPublik - Permainan dan olahraga tradisional pernah menjadi kegemaran yang melibatkan banyak anak-anak dan kaum muda, ini merupakan tinggalan budaya takbenda yang diwariskan secara turun-temurun pada zaman dahulu.

Permainan dan olahraga tradisional biasanya menggunakan alat sederhana, yang banyak ditemukan di sekitar. Pewarisan permainan dan olahraga tradisional ini perlu dilakukan dari generasi ke generasi, hingga saat ini. Bahkan permainan ini bisa menjadi alternatif penting dalam upaya membatasi maraknya permainan daring di gawai.

Dalam upaya pelestarian dan pewarisan permainan dan olahraga tradisional ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah mengembangkan olahraga tradisional tepa tonggo.

Tepa tonggo juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan dengan nomor registrasi 201901077 tahun 2019.

“Ini merupakan kebanggaan masyarakat dan pemerintah Provinsi Gorontalo,  salah satu tradisi daerah khususnya olahraga tradisional yang telah diakui secara nasional,” kata Wahyudin A Katili, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo, Jumat (17/6/2022).

Upaya lain yang saat ini tengah dilakukan Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Dikbudpora adalah menyiapkan olahraga tradisional Patumbu untuk ditampilkan pada Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional yang akan dilaksanakan pada 26-29 Agustus 2022 di Kota Surakarta.

Untuk kesiapan peserta pada ajang festival ini, Bidang Pemuda dan Olahraga melalui Seksi Olahraga Tradisional telah melakukan pembekalan serta pembenahan untuk kesiapan peserta festival.

Juga telah dilakukan penyusunan narasi dan penyusunan naskah pedoman pelaksanaan sekaligus memberikan pembekalan untuk kesiapan pada festival olahraga tradisional yang akan ditampilkan.

“Kami berharap masyarakat lebih mengenal, mencintai serta membudayakan olahraga tradisional,” kata Wahyudin Katili.