Pemkab Sumbawa akan Dorong BUMDEsa dan UMKM Memproduksi Minyak Goreng Kelapa

:


Oleh MC KAB SUMBAWA, Senin, 4 April 2022 | 12:32 WIB - Redaktur: Kusnadi - 350


Sumbawa Besar, InfoPublik - Polemik kelangkaan minyak goreng kemasan yang cukup meresahkan ibu-ibu beberapa waktu terakhir, menjadi tranding topik yang menyita perhatian luas. Terlebih dengan memasukinya bulan suci Ramadan Tahun 2022 ini, minyak goreng menjadi salah satu bahan pokok yang kehadirannya sangat vital di dapur. Saat ini, keberadaan minyak goreng kemasan sudah mulai stabil walaupun harganya menaik.

Terlepas dari fenomena tersebut, Kabupaten Sumbawa pada dasarnya memiliki potensi perkebunan kelapa yang cukup potensial guna diproduksi menjadi minyak goreng. Pada tahun 2020 dari data statistik  Sumbawa Dalam Angka 2021 tercatat potensi tanaman kelapa adalah 4,742.51 hektar dimana  diantaranya 71,85% atau sekitar 3,407.50 hektar adalah tanaman kelapa menghasilkan buah dengan total produksi 4.238.777.28 kilogram.

Potensi luasan terbesar tanaman kelapa yang produktif dengan hasil produksi buah kelapanya adalah di Kecamatan Labuhan Badas dengan luasan 978.00 Ha dan produksi 1,166,702.00 Kg atau sebesar 27.52% dari total Kabupaten Sumbawa. Disusul Kecamatan Plampang dengan luasan 201.10 Ha dan produksi 590,586.28 Kg atau 13.93%, Kecamatan Tarano dengan luasan 256.35 Ha dan produksi 464,694.00 Kg atau 10.96%, dan Kecamatan Alas Barat dengan luasan 120.00 Ha dan produksi 405,700.00 Kg atau 9.57%. 

Sedangkan di Kecamatan Lunyuk mampu berkontribusi sebesar 4.20% (178,000.00 Kg), Kecamatan Buer 4.02% (170,258.00 Kg), Kecamatan Utan 3.71% (157,296.00 Kg), Kecamatan Moyo Hulu 2.77% (117,418.00 Kg) dan Kecamatan Lape 2.72% (115,350.00 Kg), selebihnya tersebar di Kecamatan lainnya di Kabupaten Sumbawa.

Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sumbawa Rachman Ansori kepada media, Senin pagi (4/4/2022) di ruang kerjanya. Dikatakannya pula, terungkap dalam sebuah penelitian bahwa pengolahan buah kelapa menjadi minyak goreng sangat prospektif untuk dikembangkan, karena pada lahan satu hektar dapat diperoleh sekitar 700-820 liter minyak goreng kelapa.

“Katakanlah, hanya 50% saja dari luasan tanaman kelapa yang menghasilkan - diproduksi menjadi minyak goreng, maka akan tersedia sebanyak 1.192.625 liter minyak goreng,” papar Ansori.

Misalnya, dicontohkan oleh Ansori , di Desa Bugis Medang Kecamatan Labuhan Badas dengan potensi tanaman kelapa yang sangat banyak, masyarakat selalu menjaga tradisi membuat minyak goreng baik yang dikonsumsi sendiri maupun pesanan. Sekitar 10 buah kelapa dapat menghasilkan minyak goreng murni (virgin oil) sebanyak 1,5 liter atau dalam kemasan botol air mineral besar yang dipatok dengan harga 30-35 ribu rupiah per botol air mineral besar.

Dalam waktu dekat, Pemkab Sumbawa melalui Dinas PMD, KUKMindag dan Pertanian akan menyampaikan usulan program kepada pemerintah terkait pengembangan tanaman kelapa di Kabupaten Sumbawa, maupun perluasan usaha masyarakat melalui UMKM dan BUMDesa dalam memproduksi minyak goreng kelapa (virgin oil) yang dapat menjadi salah satu solusi pemenuhan minyak goreng sehat di tengah masyarakat, selain saat ini terus mendorong pemanfaatan tanaman kelapa untuk diproduksi menjadi minyak goreng secara individual oleh masyarakat.

“Saat ini, kami sedang menginverisir BUMDesa dan UMKM yang berada pada wilayah potensial tanaman kelapa untuk didorong memperluas unit usahanya ke arah produksi minyak goreng,” papar Ansori.

Selain untuk memberikan alternatif preferensi masyarakat bagi kebutuhan minyak goreng yang masih diprediksi belum stabil, menjaga lingkungan dan tradisi masyarakat, juga dapat memperluas lapangan kerja baru sesuai 10 Program Unggulan Pemerintahan Kabupaten Sumbawa 2021-2026.

“Tentu, kami bersama Dinas KUKMindag akan dorong tranformasi pengolahan minyak goreng secara tradisional ke arah penggunaan mesin dan teknologi, pendampingan dari provinsi maupun pusat, dengan harapan akan mampu memproduksi lebih banyak minyak goreng sehat berbasis industri rumah tangga di pedesaan serta dapat terus dijaga mutu produksinya”, pungkas Ansori. (ra/mckabsumbawa)