PWRI Blora Ajak Hidup Sederhana dengan Akronim Prasojo

:


Oleh MC KAB BLORA, Jumat, 14 Januari 2022 | 15:29 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Blora, InfoPublik - Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora, Bambang Sulistya mengajak hidup secara sederhana karena sederhana dinilai sebagai lambang kesempurnaan dan kemapanan.

Hal itu disampaikan dalam gelar wicara (talk show) pada program siaran rutin Wredatama Menyapa di LPPL Gagak Rimang Blora, Kamis (13/1/2022) malam.

"Mengawali tahun 2022 sekaligus sebagai malam jumatan, Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kabupaten Blora kembali mengudara melalui acara Wredatama Menyapa di Radio LPPL Radio Gagak Rimang Blora radionya Wong Mblora," ucapnya.

Mantan Sekda Blora itu memberi spirit tahun 2022 dan menyapa kepada para pendengar setia di mana pun berada khusus di Bumi Mustika Blora untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru 2022.

"Semoga di Tahun Macan air ini merupakan tahun terbaik buat kita semua sehat, semangat, bahagia, rejeki melimpah dan bebas dari penyakit virus corona varian baru Omicron serta selalu dalam lindungan Allah," ungkapnya.

Seiring dengan situasi dan kondisi saat ini, Ketua PWRI Blora menyampaikan tema siaran, upaya membumikan hidup sederhana dengan akronim PRASOJO.

Menurutnya, ungkapan hidup sederhana itu mudah diucapkan, namun dalam tataran pelaksanaan sulit dijalankan karena butuh panutan dan kesadaran diri bagi kita semua.

"Hidup sederhana sering disebut hidup minimalis," ucapnya.

Dalam menjalani kehidupan tidak berkelebihan, tidak ngongso, neko neko (macam-macam) dan tidak mengejar keinginan secara membabi buta dan ambisius.

"Di masa sulit seperti saat ini pitutur atau nasehat yang paling bijak adalah memberi teladan untuk melaksanakan hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari," tutur Bambang.

Karena dengan bersikap sederhana maka kita tidak akan merasa kekurangan terutama saat kita sedang membutuhkan. 

Disamping itu hidup sederhana dapat melatih kita untuk lebih bersyukur dan mengajarkan hidup hemat yang menguntungkan dan menenangkan hati serta lebih menghargai kehidupan.

Bagi umat Islam, hidup sederhana menurut Al-Qur'an ada banyak hal yang bisa diteladani dari kehidupan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya.

Rasullullah Shallahu Alaihi Wasalam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu (HR Tirmidzi).

Bahkan Nabi Muhammad SAW dalam doanya meminta rezeki,  Ya Allah, jadikan rejeki Keluarga Muhammad makanan yang secukupnya ( HR Muslim).

"Gambaran dua hadist tersebut memperkuat cerminan kesederhanaan kehidupan yang telah dijalani Rasullulah SAW," ujarnya.

Allah juga telah memerintahkan hambaNya untuk hidup sederhana dalam surat Al Isra ayat 29 dan surat Al Furqan ayat 67.

"Kemudian ketika saya dalam pengabdian pernah mendapat wejangan dari almarhum Basuki Widodo, mantan Bupati Blora dua periode. Beliau mengatakan, hiduplah secara sederhana karena sederhana itu lambang kesempurnaan dan kemapanan," bebernya.

Bambang Sulistya menyebut, dalam istilah Jawa, sederhana itu prasojo, memiliki makna secukupnya atau sepantasnya.

Biasanya prasojo adalah kosa kata yang bisa dijadikan pitutur atau nasehat untuk sebuah laku atau pilihan sikap dalam menjalani kehidupan.

Pitutur mulia ini ditunjukan agar seseorang tidak terjebak dalam perilaku berkelebihan, apalagi di luar batas sebagai makluk sosial yang memiliki banyak keinginan.

"Manusia harus punya kendali agar tak terjebak ketidakpantasan atau bahkan kehinaan," lanjutnya.

Karena sikap tersebut bisa menciptakan malapetaka dan sumber siksa.

"Dalam hidup sederhana atau hidup prasojo ada perwujudan keinginan yang harus kita kendalikan tanpa kehilangan kepuasan. Karena sederhana itu sendiri juga menciptakan kepuasan," jelasnya.

Berkenaan berbagai hal tersebut, lanjut Bambang, tentu kita ingin membumikan kiprah yang dapat menciptakan hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan sebuah akronim PRASOJO.

"Terdiri tujuh huruf yang merupakan langkah-langkah yang harus dijalani dalam mewujudkan hidup sederhana," ucapnya.

Mulai dari huruf P,  adalah Pandai mensiasati dan menyesuaikan situasi dan keadaan yang ada.

Terutama dalam mengatur keuangan secara bijaksana. Stop pembiayaan yang bersifat konsumtif dan hanya untuk memenuhi keinginan yang tidak bermanfaat apalagi  pengeluaran untuk  berfoya-foya yang hanya memenuhi kebutuhan nafsu belaka.

"Ingat pesan Bapak/Ibu Guru pada waktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, besar pasak dari pada tiang atau besar pengeluaran dari pada pendapatan," jelasnya.

R-Rajinlah berbagi/kepyur/sedekah kapan saja dimanapun kita berada kepada kaum lemah atau duafa. Jadikan kegiatan berbagi sebagai kebutuhan hidup.

Karena dengan kita dapat melaksanakan kepyur bisa membuat kebahagian bagi diri sendiri juga kepada orang lain dan menciptakan suasana hati tenang dan damai.

"Ingat sebuah parikan khas Blora, menyang Blora numpak sepur, sopo sing pingin mulyo kudu wani kepyur," tuturnya.

Selanjutnya, A-Awali mulai dari yang kecil dari diri sendiri dan mulai saat ini. Karena untuk memulai hidup sederhana memang butuh penyesuaian dan proses.

Mulai kurangi berbagai kegiatan yang tidak penting dan tidak bermanfaat yang merupakan pemborosan waktu dan energi mungkin juga beaya, misal kebiasaan berkumpul dan ngobrol ramai-ramai sambil ngopi dan memperbincangkan aib, kekurangan dan kejelekan orang lain bahkan diikuti dengan menebarkan berita hoaks atau fitnah yang dapat meresahkan dan menciptakan kegaduhan serta kepanikan di masyarakat.

Berikutnya, S-Setiap saat selalu belajar mensyukuri apa yang kita miliki, apa yang kita hadapi dan mensyukuri setiap pencapaian yang kita peroleh.

Belajarlah dalam kehidupan untuk selalu melihat ke bawah. Hentikan harapan yang terlalu muluk-muluk seperti dalam pepatah, Berharap burung terbang tinggi punai di tangan di lepas.

Kemudian, O-Ojo gampang emosi (jangan mudah marah) dalam mewujudkan hidup sederhana apalagi di masa sulit seperti saat ini.

Mantabkan terus ikhtiar untuk mengendalikan diri terutama ketika sedang menghadapi masalah dan musibah jangan bersumbu pendek.

Dikatakannya, ada ungkapan bijak orang hebat itu manusia yang bisa mengendalikan diri saat dikuasi amarah, tenang saat dipermalukan, tersenyum saat direndahkan dan bersabar saat menemuhi cobaan.

Untuk akronim huruf J, yakni Jadikan pola pikir sederhana untuk selalu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Berpikirlah simpel dan realistis jangan terlalu idealis. Apa yang bisa kita perbuat dalam hidup yang memiliki manfaat segera dilakukan.

"Seperti anjuran bapak Presiden Jokowi dalam menghadapi situasi sulit tetaplah berusaha, kerja, kerja dan kerja," terangnya.

Sedangkan akronim hhuruf O adalah Ojo nglokro (Jangan patah semangat) apalagi suka baper (bawa perasaan) setiap menghadapi tantangan dan ujian hidup.

Jangan putus asa dalam mengamalkan hidup sederhana. Terus bangun komitmen sebagai pegangan hidup bahwa untuk hidup bahagia dan damai kita harus bisa melaksanakan hidup sederhana.

"Agar kita tetap bersemangat dalam menjalani hidup sederhana di masa virus corona varian Omicron mari kita simak ungkapan bijak, orang hidup sederhana adalah orang yang merasa cukup dan mapan dalam kehidupannya," tuturnya. (MC Kab. Blora/Teguh).