:
Oleh MC PROV BALI, Selasa, 19 Maret 2019 | 11:09 WIB - Redaktur: Kusnadi - 523
Buleleng, InfoPublik - Dua rumah sakit (RS) Pratama masing-masing berlokasi di Desa Tanguwisia, Kecamatan Seririt, dan di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, sedang dirancang menjadi RS tanpa kelas. Itu berarti akan ada penambahan fasilitas medis dan dokter spesialis.
“Mulai tahun depan sudah menjadi RS tanpa kelas. Nanti akan ada pengembangan infrastruktur, penambahan fasilitas termasuk dokternya juga,” ungkap Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Senin (18/3).
Dikatakan, saat ini status kedua RS Pratama masih setara dengan Puskesmas dengan rawat inap. Namun, tahun depan status kedua RS Pratama itu dinaikkan menjadi RS tanpa kelas, dengan biaya langsung dari Pemprov Bali.
“Untuk pengembangan RS Pratama yang di Desa Giri Emas, masih kami lihat lahannya, apakah dikembangkan ke belakang atau nanti bangunannya bertingkat. Ini nanti kami pastikan lagi,” terangnya.
Sementara Gubernur Bali, I Wayan Koster saat Simakrama dengan warga Buleleng, Minggu (17/3) juga mengatakan, kedua RS Pratama tersebut akan dinaikkan kelasnya menjadi RS tanpa kelas. Langkah ini untuk menjawab visi, misi dan program kerjanya di bidang kesehatan. “Nanti RS Pratama itu menjadi RS tanpa kelas, nanti kami yang membiayai,” ungkapnya.
Koster juga menyinggung, Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Bali Sehat (JKN KBS) yang sudah diluncurkan. Dimana, pasien JKN KBS tidak perlu lagi memakai rujukan online. “RS tanpa kelas itu juga menjawab pelaksanaan dari JKN KBS. Kami luncurkan JKN KBS karena rujukannya online ini tahapannya panjang, kami ingin mempersingkat saja untuk kesehatan masyarakat Bali,” katanya.
Seperti diketahui, saat ini dua RS Pratama yang dibangun Pemkab Buleleng masih kekurangan dokter spesialis, salah satunya dokter spesialis anastesi. Pemkab Buleleng sudah menjajagi kerjasama dengan pihak RS Sanglah di Denpasar, guna mengatasi krisis dokter spesialis tersebut. Harapannya, agar dokter yang hendak mengakhiri pendidikan spesialis Anastesi di RS Sanglah, dapat ditempatkan di Buleleng.
Langkah penjajagan itu menyusul permohonan dokter spesialis Anastesis ke Kementerian Kesehatan (KemenKes) RI, belum terkabulkan. “Untuk menjawab kebutuhan dokter spesialis anastesis di dua rumah sakit pratama (RS Pratama Tangguwisa dan RS Pratama Giri Emas), kami sedang menjajagi kerjasama dengan bagian Anastesiologi RS Sanglah di Denpasar, mudah-mudahan upaya ini bisa terwujud,” kata Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, belum lama ini.
Dijelaskan, di RS Sanglah ada pusat pendidikan untuk dokter spesialis Anastesis. Rencananya, dokter spesialis Anastesis yang akan menamatkan pendidikan di RS Sanglah, dapat ditugaskan di Buleleng secara bergilir. Sehingga kebutuhan dokter spesialis Anastesis di Buleleng dapat terpenuhi secara berkesinambungan.
“Ini yang kami mohon nanti agar Chip Residen itu bisa ditugaskan di Buleleng. Karena setiap tiga bulan itu sudah ada yang dokter mau menamatkan pendidikan dokter spesialis Anastesis. Sehingga ketersediaan dokter Anastesis di Buleleng terpuni secara berkesinambungan,” jelas Wabup Sutjidra. (Nusa Bali)