Mandulugu Tonna Ritual Adat Di Talaud Yang Tetap Lestari

:


Oleh Media Center Kabupaten Kepulauan Talaud, Selasa, 9 Februari 2016 | 08:38 WIB - Redaktur: Tobari - 2K


Melonguane, Talaud, InfoPublik – Kabupaten Kepulauan Talaud kaya dengan adat istiadat yang terus terpelihara secara baik.  Salah satu di antaranya adalah ritual adat Mandulu'gu Tonna yang rutin dilaksanakan setiap awal tahun.

Seperti yang dilaksanakan Jum’at (5/2) kemarin, bertempat di lapangan Sangkudiman Melonguane, ritual sakral Mandulu’gu Tonna yang digelar  Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud bersama masyarakat tersebut berlangsung hikmat dan meriah.

Setiap tahapan ritual, yang merupakan permohonan doa syukur atas pemeliharaan Tuhan selama tahun yang telah dijalani dan permohonan akan pemeliharaan Tuhan sepanjang 2016, berjalan lancar serta khusuk.

Semua yang hadir mulai dari Marambe Ratun Taroda Porodisa, yang tak lain adalah Bupati Sri Wahyumi Maria Manalip, dan jajaran Forkopimda serta Perwakilan BPK RI yang turut hadir, tampak tenggelam dalam kata-kata adat yang dihaturkan para Pentua Adat.

Sedikitnya ada 20 ritual yang dilakukan dalam kegiatan adat Mandulu’gu Tonna ini. Seperti Manal,oho Mal,ambe Ratu'n Taroda Porodisa naranta su wanala (menyambut raja Talaud yang tiba di tempat upacara). Manal’oho Mal’ambe suwuntal, annu wanala ahuguana (menyambut raja di halaman acara).

Maparangan'na Mal’ambe Ratu Taroda Su-Wanala (menaikan raja dari tangga gedung tempat upacara). Manengkella nanaungan'na (tingicu tatengkel'la) (membunyikan gong sebagai tanda upacara dimulai). Mapaiannu Mal’ambe Mararatu sembuntuan, Mawawoi santara (raja dan undangan dipersilahkan duduk).

Maparanganmu Baa'a awurru mandumatingngu puang manggorrongann (menghadirkan simbol adat Talaud, yaitu ketupat raksasa dan kepala babi sebagai simbol persatuan, kedamaian dan kesejahteraan). Manarimmattu puang mangorronganna Manengkamma Baa'a Ringannu Mapaianna (menerima simbol dan persilahkan hadirin duduk).

Tingicu Sasambiolo (kata-kata jemputan adat kepada hadirin). Ul’ittu Tuda-Tal’aan Pinitan'na (pemaparan maksud dan tujuan). Sarindul’ange (doa pembuka). Mandapapaca (Doa Dasar. Yaitu doa untuk mendasari maksud dan tujuan upacara. Juga mengingatkan kebaikan nenek moyang dan meminta berkat bagi  keturunannya).

Mamansunge  (Doa Safaat. Untuk meminta ketenteraman, kedamaian dan kemakmuran). Manggesa Baa'a, Manduru Puang Manggoronganna wurru matahia sumanga asisi bae lati'o pinintu Tinonda sara Napombal’u (Memotong ketupat dan mengiris daging babi serta membagikan kepada anak negeri), hingga akhirnya ditutup dengan Sal’aingngu Ampania (Sajian Tarian) yang dipentaskan oleh sekitar 31 se-Talaud.

Marambe Ratun Taroda Porodisa, dalam sambutannya mengatakan,
sejalan dengan tema Rerro Dadaruan Matarino Watambuwunnu Aluape  atau Tuhan Jalan Kebenaran dan kehidupan, Mandulu,gu Tonna tahun ini, kiranya memberikan semangat baru dan keyakinan untuk melangkah membangun Talaud menjadi lebih baik.

"Marilah kita menjadikan segala sukses termasuk kegagalan yang pernah dialami pada tahun sebelumnya sebagai pijakan dan pembelajaran untuk terus melangkah maju membangun Talaud menjadi lebih baik ke depan," ujarnya.

Dia mengajak, seluruh elemen masyarakat Talaud, mulai dari aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh adat serta seluruh masyarakat untuk tetap bekerja sama dalam semangat gotong royong dengan mengedepankan prinsip kesejajaran.

Sementara itu, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan serentak Ketua Dewan Adat Talaud, Isak Tamaroba, sangat bersyukur akhirnya ritual sakral tahunan itu boleh berlangsung sukses. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengambil bagian menyukseskan dan memeriahkan Mandulu,gu Tonna tahun ini.

"Kita bersyukur karena ritual adat Mandulu’gu Tonna akhirnya berjalan lancar dan sukses. Terima kasih untuk semua yang sudah terlibat dalam menyukseskan ritual sakral ini dan marilah kita jalani tahun ini dengan penuh keyakinan bahwa berkat Tuhan akan selalu menyertai kita dalam upaya kita membangun Talaud menjadi Porodisa. Surga di perbatasan utara Indonesia," katanya. (rey/toeb)