Wahyu Dilepasliarkan di Gunung Butak Bogor

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 24 Mei 2023 | 06:12 WIB - Redaktur: Untung S - 178


Jakarta, InfoPublik – Satu ekor Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) jantan berumur enam tahun 11 bulan yang dinamakan Wahyu, dilepasliarkan di kawasan hutan di Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (PTNW) Gunung Butak, Seksi PTNW II Bogor, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Provinsi Jawa Barat.

“Pelepasliaran itu dimaksudkan untuk menambah populasi liar Macan Tutul Jawa (di Jawa Barat),” ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen KSDAE KLHK), Satyawan Pudyatmoko, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Selasa (23/5/2023).

Satyawan berharap momentum pelepasliaran itu menjadi kegiatan bersama untuk mempererat kerja sama bebagai stakeholder dalam hal konservasi.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Genetik dan Spesies, Indra Eksploitasia,menambahkan, Wahyu merupakan satwa konflik yang turun ke pemukiman warga di Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur pada 21 Maret 2017 lalu.

Satwa dilindungi itu yang kala itu berumur sekitar 10 bulan kemudian ditangkap dan diserahkan oleh masyarakat kepada pihak kepolisian sektor Tanggeung dengan posisi kaki depan dan belakang terjerat tambang.

“Setelah berhasil evakuasi, Wahyu kemudian menjalani perawatan dan masa rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) selama sekitar enam tahun. Satwa tersebut tumbuh dengan baik dan tidak ada komplikasi medis karena dibesarkan di kandang perawatan,” jelas Indra.

Menurut Indra, Macan Tutul merupakan satwa liar dilindungi sesuai Permenlhk No. 106 Tahun 2018. Selain sudah termasuk Endagered (EN: Terancam) menurut IUCN, Macan Tutul juga masuk ke dalam Appendix I CITES, atau tidak boleh diperjualbelikan dalam bentuk apapun.

Dia optimistis Macan Tutul Jawa itu akan meningkatkan keragaman genetik spesies di TNGHS.

Adapun populasi Macan Tutul Jawa saat ini di kawasan TNGHS diperkirakan berjumlah sekitar 48 – 52 ekor dengan kepadatan sekitar 11,2 individu per 100 kilometer persegi (km2).

"Semoga Wahyu mendapatkan jodohnya di TNGHS, hidup dan menghasilkan anak-anak macan tutul dengan keragaman genetik," harap Indra.

Kegiatan pelepasliaran itu terselenggara atas kerja sama berbagai pihak antara lain Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan Balai TNGHS, dengan dukungan dari Yayasan Cikananga Konservasi Terpadu, Yayasan Sintas Indonesia, Forum Konservasi Macan Tutul Jawa, Fansfornature, Orang Utan Help, Wanicare, Gembira Loka Zoo, Yayasan Bakti Barito, dan Star Energy Geothermal Salak, Ltd.

Pelepasliaran satwa Macan Tutul "Wahyu" menjadi bagian dari rangkaian Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2023.

Foto: Biro Humas KLHK