Indonesia Komitmen Bekerja Sama dan Jalin Pertemanan di Laut China Selatan

: Menko Polhukam Hadi Tjahyanto saat menjadi pembicara kunci dalam webinar Menjaga Kedaulatan dan Mencari Kawan di Laut Cina Selatan secara hybrid. Foto: Humas Kemnko Polhukam.


Oleh Fatkhurrohim, Rabu, 20 Maret 2024 | 05:15 WIB - Redaktur: Untung S - 248


Jakarta, InfoPublik – Indonesia terus menunjukan komitmen untuk bekerja sama dan mencari peluang pertemanan di wilayah Laut Cina Selatan (LCS). Itu merupakan hal yang sangat penting menjadi landasan utama Indonesia.

Hal itu ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto saat menjadi pembicara kunci pada Webinar Menjaga Kedaulatan dan Mencari Kawan di Laut Cina Selatan secara hybrid, Selasa (19/3/2024) di Jakarta.

Menko Polhukam Hadi menambahkan, upaya penting Indonesia dalam mengelola konflik di Laut Cina Selatan dilaksanakan melalui jalur diplomasi 1,5 atau track 1.5, yang tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi juga akademisi, think tank, dan para ahli.

Workshop on Managing Potential Conflicts in the South China Sea yang dilaksanakan secara berkala sejak 1990 menunjukkan bahwa di tengah ketegangan kawasan di LCS akibat tumpang-tindih klaim maritim, ruang kerja sama terbuka, dan Confidence Building Measure, masih diperlukan untuk menghindari eskalasi konflik.

“Workshop telah menjadi saksi bahwa di tengah-tengah perubahan dunia yang tidak menentu dan lanskap regional yang terus berubah, kita telah menunjukkan komitmen kuat untuk bekerja sama dan mencari peluang kerja sama di wilayah LCS,” ujar Menko Polhukam Hadi.

Merespon permasalahan LCS di bidang pertahanan dan keamanan, pemerintah telah mendorong program Major Project dalam upaya penguatan keamanan laut Natuna melalui kecukupan alutsista dan peningkatan sarana dan prasarana satuan terintegrasi TNI, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.

“Kita dapat melihat permasalahan di LCS melibatkan banyak pihak. Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang,” kata Menko Polhukam Hadi.

Ia menambahkan, salah perhitungan dapat membawa Indonesia pada situasi konflik yang akan merugikan bersama. Karena RRT merupakan mitra komprehensif strategis bagi Indonesia dan ASEAN, yang memiliki peran sentral dalam perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Pemerintah Indonesia akan selalu mengedepankan cara-cara dialog yang damai dalam menghadapi konflik di Kawasan dan tentunya mengedepankan prinsip penghormatan terhadap kedaulatan masing-masing negara,” tutup Menko Hadi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Rabu, 22 November 2023 | 10:42 WIB
Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia Soroti Tiga Hal