Stabilitas dan Perdamaian di ASEAN Bukti Pertumbuhan Ekonomi Dunia

: Foto: Presiden Jokowi menghadiri Sesi 2 KTT Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang yang mengangkat tema “Partners for Peace and Stability & Regional and International Peace”, di Hotel The Okura, Tokyo, Jepang, Minggu (17/12/2023). BPMI Setpres.


Oleh Tri Antoro, Senin, 18 Desember 2023 | 20:58 WIB - Redaktur: Untung S - 56


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian di ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Sebab, kawasan Asia Tenggara memiliki modal kuat dengan pertumbuhan ekonomi 4,5 persen yang menjadikannya tertinggi secara global dan populasi terbesar ke-3 dunia yang setengahnya berusia di bawah 30 tahun.

“Namun modalitas tersebut akan sia-sia jika stabilitas dan perdamaian tidak terjaga sehingga kemitraan ASEAN–Jepang harus jadi bagian dari solusi untuk menjaga stabilitas dan perdamaian,” ujar Presiden yang dalam agenda 2 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerjasama ASEAN-Jepang yang mengangkat tema “Partners for Peace and Stability & Regional and International Peace” yang digelar di Hotel The Okura, Tokyo, Minggu (17/12/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan tiga cara untuk menjaga stabilitas dan perdamaian. Pertama adalah kolaborasi yang inklusif di mana ASEAN ingin kawasan Indo-Pasifik dapat dipandang sebagai potensi kerja sama yang mendukung perdamaian.

“Oleh karenanya, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan inisiatif kolaborasi inklusif lainnya perlu terus didorong. Saya menyambut baik rencana KTT Mekanisme Trilateral antara Jepang, RRT, dan Korea Selatan sebagai wujud habit of dialogue yang perlu terus dipupuk,” ucap Presiden.

Cara yang kedua adalah penghormatan aturan hukum internasional. Presiden menyebut tragedi kemanusiaan di Palestina dan konflik di Ukraina adalah imbas tidak dipatuhinya hukum internasional.

“Kita harus mencegah konflik terbuka di kawasan dengan mematuhi hukum dan aturan internasional, termasuk UNCLOS 1982 dan norma-norma kawasan,” ujar Presiden.

Sedangkan cara ketiga adalah dengan memperkuat sentralitas ASEAN sebagai jangkar perdamaian dan stabilitas kawasan yang telah teruji dan harus terus dijaga. Oleh karena itu, dukungan Jepang sebagai mitra ASEAN terus dibutuhkan termasuk dalam penyelesaian isu Myanmar melalui pelaksanaan mekanisme troika.

Presiden pun meyakini upaya bersama ASEAN dan Jepang dapat mencapai tujuan bersama menuju keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan bersama di kawasan.

“Mari terus memperkuat kolaborasi dan kerjasama untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat kita,” tutur Presiden.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Tri Antoro
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 16:59 WIB
Presiden Jokowi ke Bali Buka KTT World Water Forum Ke-10
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 15 Mei 2024 | 15:43 WIB
Presiden Saksikan Pengucapan Sumpah Anggota LPSK Periode 2024-2029
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Jumat, 10 Mei 2024 | 04:14 WIB
Pemprov Riau Mendapatkan Bantuan Sapi Kurban dari Presiden