Menlu RI Imbau Dunia tidak Menyerah soal Gencatan Senjata di Gaza

: Menlu RI Retno Marsudi (kanan) dalam diskusi mengenai masa depan HAM serta perdamaian dan keamanan, di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, pada Selasa (12/12/2023). Foto: Kemlu RI


Oleh Eko Budiono, Kamis, 14 Desember 2023 | 12:18 WIB - Redaktur: Untung S - 419


Jakarta, InfoPublik - Indonesia mengimbau negara-negara di dunia tidak boleh menyerah untuk memperjuangkan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina setelah kegagalan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyepakati resolusi gencatan senjata.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam Ministerial High-Level Event atau Pertemuan Tingkat Tinggi mengenai situasi HAM di Palestina yang berlangsung di Jenewa, Swiss, pada Selasa (12/12/2023).

“Saya tegaskan bahwa kita tidak boleh menyerah, kita harus terus memperjuangkan perdamaian dan mendesak gencatan senjata,” kata Retno ketika menyampaikan keterangan pers secara daring dari Jenewa pada Rabu (13/12/2023)

Selain mendesak gencatan senjata segera dan permanen, Retno juga mengajak dunia untuk menolak standar ganda yang diterapkan oleh negara-negara Barat dalam isu Israel-Palestina.

Dalam hal ini, negara-negara Barat pendukung Israel dinilai sangat vokal menyuarakan penegakan HAM, tetapi seperti sengaja menutup mata dan telinga terhadap pelanggaran HAM yang jelas-jelas dilakukan Israel di Gaza.

“Indonesia menolak penerapan HAM yang tidak konsisten,” tutur Retno, menegaskan.

Dia kembali menekankan bahwa konflik yang saat ini berlangsung di Gaza adalah pelanggaran berat HAM, dan tidak bisa dibenarkan dengan alasan untuk membela diri, seperti yang selalu dinarasikan oleh Israel.

“Oleh karena itu, harus dikutuk sekeras-kerasnya,” kata Retno.

Lebih lanjut, Indonesia juga mendukung mekanisme akuntabilitas, terrmasuk yang sudah mulai berjalan melalui Independent International Commission of Inquiry yang dibentuk oleh Dewan HAM PBB mendokumentasikan pelanggaran dan menghimpun bukti-bukti terkait.

“Saya juga mendorong agar Komisi Independen tersebut diberikan akses seluas-luasnya sehingga dapat melaksanakan mandatnya dengan baik,” kata Retno.

Dia pun menyampaikan bahwa Indonesia akan akan berpartisipasi dalam persidangan Advisory Opinion mengenai Palestina di Mahkamah Internasional.

“Ini adalah bukti konkret dukungan kita, dan Indonesia akan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini,” kata Retno menambahkan.

Selain menlu RI, menlu dari Arab Saudi, Iran, Tunisia, Palestina, Bahrain, serta wakil menlu Turki juga turut berpartisipasi dalam Ministerial High-Level Event mengenai situasi HAM di Palestina.

Sementara itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada Selasa mengadopsi rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, Palestina.

Resolusi tidak mengikat tersebut, diusulkan oleh Mesir yang didukung hampir 100 negara, termasuk Turki, dan lolos dengan 153 dukungan saat 193 anggota Majelis Umum berkumpul untuk sidang khusus darurat mengenai Palestina.

Sepuluh negara, termasuk Amerika Serikat, Israel dan Austria, menentang resolusi tersebut, sementara 23 negara termasuk Inggris, Jerman, Italia dan Ukraina memilih abstain.

Sebagai tambahan atas tuntutan gencatan senjata, resolusi tersebut juga menyampaikan keprihatinan atas "bencana situasi kemanusiaan" di Jalur Gaza dan penderitaan warga sipil Palestina.

Resolusi itu juga menekankan bahwa warga sipil Palestina dan Israel "harus dilindungi" sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional sambil meminta semua pihak harus mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, termasuk hukum kemanusiaan internasional, terutama yang berkaitan dengan perlindungan warga sipil.

Rancangan resolusi tersebut juga menuntut "pembebasan segera dan tanpa syarat" atas seluruh sandera serta memastikan akses kemanusiaan.

Resolusi tersebut mengacu pada tujuan dan prinsip Piagam PBB serta resolusi mengenai masalah Palestina.

Sebelumnya, dilansir sejumlah sumber, Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) atau Biro Pusat Statistik Palestina melaporkan jumlah warga yang tewas akibat serangan Israel mencapai sedikitnya 18.272 jiwa dan sekitar 52.660 lainnya luka-luka sampai Senin (11/12/2023).

PCBS mencatat 17.997 korban jiwa Palestina berada di Jalur Gaza dan 275 korban jiwa di Tepi Barat. Mayoritas korban adalah anak-anak, wanita, dan lansia. Sementara itu, sebanyak 7.780 orang dinyatakan hilang.

Hamas-gerakan Islam dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan Zionis- telah meluncurkan ribuan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan melakukan serangan langsung ke beberapa lokasi di Israel ,  Sabtu (7/10/2023).

Hamas mengklaim, serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi. Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan.

Gaza adalah wilayah Palestina yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, sebelum diduduki oleh Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari 1948 hingga 1967.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wandi
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 09:39 WIB
Indonesia dan Turki Komitmen Bela Palestina dengan Gigih
  • Oleh Eko Budiono
  • Sabtu, 11 Mei 2024 | 16:30 WIB
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 08:27 WIB
Menlu: RI-Turki Punya Prinsip Sama soal Palestina
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Selasa, 23 April 2024 | 16:08 WIB
Remaja Masjid Nurul Hikmah Mendonasikan Rp26,8 juta untuk Palestina
  • Oleh MC KAB NAGAN RAYA
  • Jumat, 19 April 2024 | 16:26 WIB
Peduli Palestina, KNRPP Nagan Raya Serahkan Donasi Rp525 Juta ke Baznas