Jalan Labuan Bajo - Golo Mori untuk Dukung ASEAN Summit 2023

:


Oleh Tri Antoro, Rabu, 15 Maret 2023 | 05:38 WIB - Redaktur: Untung S - 752


Jakarta, InfoPublik - Pembangunan Jalan Akses Labuan Bajo - Golo Mori mendukung penyelenggaraan ASEAN Summit di Labuan Bajo, manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 9-11 Mei 2023. Sebab akses jakan tersebut akan digunakan untuk retreat para leaders yang hadir dalam ajang itu. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, peningkatan aksesibilitas serta konektivitas jaringan infrastruktur jalan dan jembatan untuk memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, juga kenyamanan para pengguna jalan. 

Akses Labuan Bajo - Golo Mori mulai dibangun pada April 2022 dengan anggaran APBN senilai Rp481 miliar. Pembangunan jalan ini sepanjang 25 km terbagi menjadi 5 segmen, yaitu Labuan Bajo – Simpang Nalis sepanjang 6,15 km, Simpang Nalis – Simpang Kenari sepanjang 6,50 km, Simpang Kenari –Warloka sepanjang 5,10 km, Warloka – Tanamori sepanjang 4,25 km, dan peningkatan jalan menuju Desa Golo Mori sepanjang 3 km. 

"Dulu ruas menuju Desa Golo Mori merupakan jalan tanah dan berbatu dengan jarak tempuh 3 jam. Sekarang cukup ditempuh dalam 30 menit dari Kota Labuan Bajo, dengan pemandangan yang sangat indah," kata Menteri Basuki yang dikutip melalui siaran persnya pada Selasa (14/3/2023).

Selain jalan, dilakukan peningkatan kualitas 4 jembatan yakni Jembatan Nanganae 60 meter, Jembatan Wae Mburak 35 meter, Jembatan Wae Kenari 40 meter, dan Jembatan Soknar 40 meter. Pelaksanaan pembangunannya di bawah tanggung jawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya dan konsultan manajemwn konstruksi PT Yodya Karya.

Kemudian, pembangunan Akses Labuan Bajo - Golo Mori juga mengedepankan pendekatan prinsip kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan. Sehingga bagaimana ruas jalan yang dibangun terasa nyaman, aman, dan sejuk dengan banyak pepohonan. 

"Jalan wisata ini termasuk jalan dua lajur yang sifatnya arterial. Jadi kami harap masyarakat menjaga dan jangan membuat apa yang kita sebut hambatan samping, terlalu banyak warung di pinggir jalan, bahkan menjadi kumuh. Itu penting sekali untuk mempertahankan daya jual wisata di Labuan Bajo," imbuhnya.  

Foto: Biro Komunikasi Publik PUPR