Krisis Global, Dunia Akui Perekonomian Indonesia Tetap Stabil

:


Oleh Yudi Rahmat, Senin, 18 Juli 2022 | 21:28 WIB - Redaktur: Untung S - 251


Jakarta, InfoPublik -  Di tengah krisis dunia akibat pandemi, perperangan, dan faktor lainnya, dunia mengakui keberhasilan Indonesia dalam menjaga kondisi perekonomian tetap stabil.

Hal itu disampaikan Miranda S. Goeltom Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) saat menjadi moderator dalam Kuliah Umum Indonesia’s Economic Resilience and Future Challenges bagi peserta PPRA 63 dan 64 Lemhannas RI, di  Jakarta, Senin (18/7/2022).

Menurutnya, Inflasi Indonesia hanya 4 sampai 5 persen, sementara Amerika Serikat mencetak inflasi mencapai 9 persen. 

“Secara umum Indonesia kuat untuk bertahan. Sepanjang sejarah perekonomian beberapa dekade terakhir, belum pernah dalam sejarah inflasi Indonesia lebih rendah dari pada inflasi Amerika Serikat,” kata Miranda.

Hampir seluruh dunia mengakui kalau Indonesia mengakui kebijakan keuangan dan kebijakan fiscal yang baik.

“Kita tidak perlu ragu kalau semua sudah mengakui kemampuan Indonesia dalam menghadapi krisis. Tapi tetap harus hati-hati,” lanjut mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, Wakil Gubenur Lemhannas RI, Letnan Jenderal TNI Mohamad Sabrar Fadhilah dalam sambutannya menyebutkan Indonesia tetap perlu waspada.

“Prospek ekonomi dunia semakin membaik, akan tetapi terdapat faktor geopolitik yang perlu diwaspadai. Prospek kondisi ekonomi dunia meningkat, namun potensi risiko lainnya tetap tinggi karena situasi mengetatnya kondisi keuangan global dan penyebaran varian omicron, serta krisis geopolitik yang tengah terjadi,” lanjut Letjen MS. Fadhilah melalui rilis yang diterima InfoPublik.id.

Kondisi saat ini Indonesia tidak terlalu rentan sebagaimana tahun 1998 dahulu karena didukung oleh berbagai kebijakan dan dukungan pemerintah menjaga kestabilan perekonomian.

“Saya merasa karena Indonesia tidak vulnerable seperti dulu. Sekarang Indonesia memiliki sektor keuangan yang bagus, kebijakan secara umum kondisinya juga baik, tools lebih banyak, financial instrument lebih banyak, juga dukungan pemerintah seperti peraturan pemerintah pengganti undang-undang dan sebagainya,” kata Miranda.

Ketika ditanya, bagaimana potensi perekonomian Indonesia di tengah memburuknya perekonomian global, Miranda menyebutkan ada potensi hal tersebut, namun tidak perlu khawatir karena Indonesia sudah memiliki cushion (bantalan) agar perekonomian tak semakin memburuk.

“Apakah Indonesia akan ikut memburuk? Bisa saja terjadi begitu, tetapi yang penting sebetulnya kita sudah punya tools (alat-alat). Indonesia punya monetary space yang cukup besar. Indonesia juga punya broad based industry yang beragam, saat satu harga turun, yang satu naik, juga harga komoditas, di satu sisi turun, harga komoditas lainnya naik,” lanjut Miranda.

Akibat dari langkah-langkah tersebut, Indonesia termasuk dari sedikit negara yang dalam masa pandemi dari 2020 hingga 2022 tidak terlalu jauh turun pertumbuhan ekonominya dari yang diharapkan.

Selain itu, Miranda juga akan ada dampak akibat krisis Ukraina dan Rusia pada perekonomian global.

Menurutnya, bila krisis Ukraina dan Rusia tidak selesai, tentu saja ada dampaknya. Akan tetapi, faktor itu tidak sendirian, perekonomian China juga berdampak ke Indonesia. Indonesia punya bantalan yang cukup untuk menghadapinya.

"Saya cukup optimistik, saat ini Indonesia memliki berbagai tools dan instruments yang bisa dipakai,” kata Miranda Goeltom.

Miranda menilai dengan upaya Indonesia yang memfokuskan dalam pembangunan infrastruktur, memang terjadi perlambatan, tapi kedepannya justru akan membaik dan memperkuat perekonomian.

Dalam kesempatan ini, peserta PPRA 63 dan 64 Lemhannas RI diharapkan dapat menerima informasi dan mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai kondisi Indonesia dan dunia dari IMF.

Hadir dalam kegiatan tersebut Senior Deputi Bank Indonesia tahun 2004—2008 Miranda Swaray Goeltom, Sekretaris Utama Lemhannas RI Purwadi Arianto, Deputi Pendidikan Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, Deputi Pengkajian Lemhannas RI Reni Mayerni, Deputi Kebangsaan Lemhannas RI Laksda TNI Edi Sucipto, Tenaga Profesional Ending Fadjar, dan para pejabat struktural Lemhannas RI.

Sumber Foto: ANTARA/Biro Humas Lemhannas RI