Presiden Jokowi dan PM Anthony Albanese Bahas Lima Peluang Kerja Sama

:


Oleh Tri Antoro, Senin, 6 Juni 2022 | 16:10 WIB - Redaktur: Untung S - 221


Jakarta, InfoPublik - Pertemuan bilateral antara Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese membahas lima peluang kerja sama penting ketika bertemu di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar) pada Senin (6/6/2022). 

"Mengenai isu-isu bilateral, kita lebih fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi," kata Presiden Jokowi ketika memberikan keterangan pers bersama dengan PM Australia Anthony Albanese.

Pertama adalah perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah ke Australia dapat terus dibuka. Produk yang dimaksud tersebut seperti ekspor mobil completely built up (CBU) atau buatan Indonesia yang pada Februari 2022 sudah dimulai diekspor ke sana. 

"Ekspor perdana mobil CBU Indonesia ke Australia telah dimulai di Februari 2022 lalu dan saya mengharapkan akses ekspor seperti itu akan terus terbuka," kata Presiden. 

Kedua, implementasi perjanjian Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) terkait kesempatan kerja Warga Negara Indonesia di Australia dapat ditingkatkan. Termasuk penambahan kuota working holiday visa menjadi lima ribu peserta per tahun.

"Saya mengharapkan implementasi IA-CEPA, terutama terkait kesempatan WNI untuk bekerja di Australia dapat ditingkatkan," imbuh Presiden. 

Ketiga, adanya peluang menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan yakni pembukaan institusi pendidikan tinggi Monash University. Dan dalam sektor kesehatan investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di Provinsi Jawa Barat. Dengan nilai mencapai sekitar USD1 miliar selama 20 tahun.

"Saya menyambut baik kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan," tutur Presiden. 

Keempat, membahas tentang upaya memperkuat ketahanan pangan. Kerja sama peningkatan kapasitas di bidang food processing, food innovation, dan rantai pasok dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) sektor pertanian. 

"Penting bagi kita untuk memperkuat ketahanan pangan. Saya juga menekankan pentingnya MoU pertanian antara kedua negara segera diimplementasikan," kata Presiden. 

Kelima, pentingnya perkuatan kerja sama dalam sektor energi, karena berdampak pada perubahan iklim yang terjadi ke depan.

Kemitraan yang dibahas antara keduanya menghasilkan pemerintah Australia memberikan dana hibah sebesar AUD200 juta, komitmen investasi Fortescue Metals Group di bidang hydropower dan geotermal senilai USD10 miliar, dan Sun Cable di bidang energi senilai USD1,5 miliar.

"Saya menyambut baik inisiatif PM Albanese terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim Republik Indonesia-Australia," pungkas Presiden. 

Foto: BPMI Setpres