Lemhannas Siapkan Metodologi Penghitungan Kapasitas Geopolitik

:


Oleh Yudi Rahmat, Sabtu, 21 Mei 2022 | 23:47 WIB - Redaktur: Untung S - 174


Jakarta, InfoPublik - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia tengah mengembangkan metodologi penghitungan kapasitas geopolitik.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto saat orasi ilmiah “Geo V” sebagai rangkaian peringatan HUT ke-57 Lemhannas RI di ruang Dwiwarna Purwa Kamis(19/5/2022). 

Menurutnya, metodologi penghitungan kapasitas geopolitik ini merupakan upaya Lemhannas untuk melakukan proyeksi geopolitik Indonesia.

Proyeksi tersebut dilakukan dengan dua metode. Pertama, mengembangkan metodologi perhitungan kapasitas geopolitik untuk membandingkan posisi Indonesia dengan negara-negara lain.

Kedua, melakukan komparasi posisi Indonesia di lima topik strategis yaitu konsolidasi demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan Ibu Kota Nusantara.

Metodologi penghitungan politik yang pertama dilakukan dengan menciptakan indeks kapasitas politik yang dibentuk dari penggabungan 3 kapasitas geopolitik, yaitu geografis fisik, geografi insani, dan instrumen geografi.

Skor kapasitas geografi fisik dihitung dengan menggabungkan tiga indeks utama yaitu kualitas infrastruktur, kerawanan ekologis, dan keamanan energi.

Skor kapasitas geografi insani dihitung dengan menjumlahkan enam ukuran, yaitu indeks perdamaian, PDB per kapita, indeks pembangunan manusia, indeks persepsi anti korupsi, indeks kerawanan pangan, dan indeks demokrasi. Terakhir, skor kapasitas instrumen geografi diukur dengan memadukan tiga indikator yaitu proporsi anggaran pertahanan, indeks keamanan siber, dan kendali pengindraan satelit.

Secara agregat, Indonesia memiliki kapasitas geopolitik sedang. Untuk memaksimalkan kapasitas Geopolitik, isu spesifik yang perlu diperbaiki antara lain: pertama, Geografi fisik terus mendorong pembangunan berkelanjutan, seperti transisi energi untuk meningkatkan ekologi Indonesia mendukung kehidupan manusia di masa mendatang.

Kedua, Geografi Insani, meningkatkan taraf hidup masyarakat di berbagai lini pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, dan keamanan, serta meningkatkan kematangan institusional pemerintahan. Terakhir ketiga yaitu instrumen geografi, meningkatkan kemampuan relatif pertahanan Indonesia di semua matra dan mengintensifkan penguasaan teknologi khususnya di bidang cyber dan pemanfaatan ruang angkasa.

Untuk meningkatkan kapasitas geopolitik Indonesia, Lemhannas akan fokus melakukan kajian di lima topik utama yaitu konsolidasi demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan ibukota Nusantara.

Andi Widjajanto menyebutkan, proyeksi geopolitik ini diperlukan untuk memposisikan Indonesia sebagai kekuatan regional pada 2045. Ia berharap Indonesia dapat menjadi bangsa pemenang di 2045 nanti.

“Geopolitik 5.0 atau ‘Geo V’, dibaca five tapi juga dibaca V yang bermakna ‘victory’. Victory atau kemenangan untuk memastikan kemenangan kita menuju 2045,” kata Gubernur Lemhannas RI, Andi WIdjajanto.

“Narasi Geo V dirumuskan dengan satu tujuan yakni menegaskan lompatan strategis yang harus dilakukan Indonesia di lima ranah pertarungan, yaitu demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara,” jelas Andi.

Lompatan ini penting dilakukan agar kapasitas Indonesia untuk melakukan proyeksi geopolitik bisa meningkat tajam dari kapasitas yang ada saat ini menuju kapasitas Geo V yang menempatkan Indonesia menjadi kekuatan regional di 2045.

Pada waktu bersamaan Lemhannas RI juga melakukan peluncuran 57 buku karya alumni Lemhannas RI.

“Tidak hanya 57 buku, tapi sebenarnya lebih. Angka 57 ini mencocokan dengan peringatan HUT ke-57 Lemhannas RI,”Kata Wagub Lemhannas Mayjen TNI Fadhilah.

Melalui orasi ilmiah dan peluncuran buku Lemhannas RI mampu melahirkan ide-ide segar dan pemikiran yang strategis dalam membangun negeri guna terciptanya Indonesia emas yang maju berdaya saing adil dan sejahtera.

Buku-buku ini adalah buah karya dari 34 penulis yang merupakan keluarga besar Lemhannas RI, terdiri dari Tenaga Pengajar, Tenaga Pengkaji, Tenaga Profesional, staf, peserta PPRA 63, alumni pendidikan, dan IKAL Kebangsaan.

Sumber foto: Humas Lemhannas