Menko Polhukam: Tanah dan Air yang Dibawa ke IKN Lambang Persatuan Keragaman

:


Oleh Yudi Rahmat, Senin, 14 Maret 2022 | 09:22 WIB - Redaktur: Untung S - 289


Jakarta, InfoPublik  – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mengungkapkan simbol tanah dan air yang dibawa oleh para gubernur ke titik nol lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara melambangkan persatuan dan keragaman Indonesia.

“Dari Bengkulu, dari Papua Barat, dari Papua, dari Kalimantan, dari Sumatera Barat, Aceh, semua berkumpul di sana,” kata Mahfud saat memberikan sambutan pada acara Ramah Taman Gubernur dan Forkopimda Provinsi Bengkulu serta saksi penyerahan tanah dan air oleh Ketua Badan Masyarakat Adat Bengkulu kepada Gubernur Bengkulu, Minggu (13/3/2022).

Oleh karenanya, Menko Mahfud mengajak masyarakat untuk menjaga tanah air Indonesia yang terdapat keragaman di dalamnya. Menurut Mahfud, dua kilogram tanah dan satu liter air yang dibawa oleh masing-masing gubernur untuk dimasukkan ke dalam Kendi Nusantara, sudah mewakili seluruh suku dan agama di masing-masing provinsi.

“Itulah Tanah Air kita Indonesia. Maka kita harus jaga Tanah Air kita. Simbolik apa yang muncul dari itu? Keragaman,” kata Mahfud, dikutip dari laman Kementerian Koordinator (Kemenko) Polhukam, Senin (14/3/2022).

Selain itu, menurut Mahfud dalam 100 tahun mendatang pun hal itu akan menjadi cerita yang sangat menarik. “Tidak usah 100 tahunlah, mungkin 30 tahun itu menjadi cerita yang sangat menarik. Bagaimana kita berupacara melalui adat kenegaraan dan keagamaan, digabung di situ, untuk masuk ke ibu kota baru,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke IKN Nusantara selama tiga hari mulai dari 13 – 15 Maret 2022. Presiden akan berkemah di titik nol yang menjadi lokasi dibangunnya Istana Negara.

Pada Senin (14/3/2022), tanah dan air yang dibawa para gubernur akan digunakan dalam ritual adat dengan menuangkannya ke dalam Kendi Nusantara, wadah besar yang terbuat dari tembaga.

Provinsi Bengkulu sendiri membawa tanah yang diambil dari tanah Balai Raya Semarak Bengkulu, dan air dari sumur tua di pengasingan Bung Karno serta air dari Danau Dendam Tak Sudah.

Sumber foto: Laman Kemenko Polhukam RI