Lemhanas Gelar ToT Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Guru dan Dosen di Riau

:


Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 9 Maret 2022 | 19:38 WIB - Redaktur: Untung S - 904


Jakarta, InfoPublik - Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional RepubliK Indonesia (Lemhannas - RI), Marsdya TNI Wieko Syofyan, mengatakan Training of Trainers (ToT) pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi guru dan dosen, merupakan sebuah model pelatihan dalam rangka menciptakan pengajar-pengajar di bidang nilai-nilai kebangsaan yang memiliki semangat dan kompetensi yang tinggi.

Hal itu diungkapkan Wieko saat membuka Pelatihan untuk pelatih Training of Trainers (ToT) Pematapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi dosen, guru, dan widyaiswara di Provinsi Riau 2022, Rabu (8/3).

Dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik.id, Rabu (9/3/2022), lebih lanjut Wagub Lemhannas mengatakan kegiatan TOT itu, dilaksanakan selama 11 hari, diikuti oleh 100 peserta dan dimulai sejak 8 Maret 2022 di Hotel Aryaduta Pekanbaru.

Tema yang diangkat adalah “Implementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari 4 (Empat) Konsensus Dasar Bangsa dapat Meningkatkan Kualitas Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”.

“Harapannya dapat terwujud satu pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Empat Konsensus Dasar Bangsa pada masyarakat, khususnya para peserta didik, serta mampu mengimplementasikannya,” kata Wakil Gubernur Lemhannas RI mewakili Gubernur Lemhannas.

Lemhannas berharap, melalui pelatihan itu dapat terjadi sinergi yang membantu para dosen, guru dan widyaiswara pada lembaga diklat untuk mewujudkan penyelenggaraan proses belajar mengajar yang berkarakter kebangsaan secara lebih efektif, inovatif dan kreatif, sehingga dapat menyentuh rasa kebangsaan setiap peserta didik.

“Hal itu, sekaligus juga membantu Bapak dan Ibu dalam melaksanakan tugas membangun karakter bangsa sebagaimana diamanatkan oleh para pendiri negara (founding fathers),” tutur Wakil Gubernur Lemhannas RI.

Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan, Laksda TNI Prasetya Nugraha, sebagai ketua penyelenggara menyebutkan bahwa kegiatan itu ditujukan agar para pendidik yang terdiri dari perwakilan guru, dosen, dan widyaiswara mampu memiliki keahlian, keterampilan, dan wawasan yang berkaitan dengan nilai-nilai kebangsaan, serta dapat menjadi fasilitator yang handal.

Hadir pula Gubernur Provinsi, Riau H. Syamsuar, yang turut memberikan sambutannya. Sejalan dengan Lemhannas, Gubernur Provinsi Riau, Syamsuar berharap agar pelatihan ini mampu menyamakan visi untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

"Harapan saya agar widyaiswara di Provinsi Riau masuk ke pondok-pondok pesantren untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan karena berdasar data di Provinsi Riau terdapat sekitar 352 pondok pesantren," lanjut Syamsuar.

Pembukaan dihadiri pula oleh Kapolda Provinsi Riau, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Riau, perwakilan dari Korem, Lanal dan Lanud, Kejaksaan Tinggi Provinsi Riau, Wakil Rektor I Universitas Islam Riau, serta beberapa pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Provinsi Riau.

Materi yang didapatkan peserta yaitu terkait dengan memperkuat kemampuan mengelola keahlian, keterampilan dan wawasan, agar tidak semata-mata memberikan materi pembelajaran dengan baik, menjadi fasilitator yang handal, guna mentransformasikan nilai-nilai kebangsaan dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak sehari-hari, dalam rangka pembentukan kepribadian ke-indonesia-an yang berwawasan kebangsaan pada setiap peserta didik.

Dalam pelaksanaan pelatihan itu, digunakan metode pendidikan untuk orang dewasa (andragogi) dalam rangka meningkatkan efektivitas pemantapan nilai-nilai kebangsaan, yang dikemas sesuai kebutuhan dosen, guru dan widyaiswara sesuai dengan tempat peserta bertugas.

Kegiatan ToT dilakukan dengan menggunakan metode pemantapan melalui ceramah, diskusi, pembinaan peserta, praktek mengajar, dan outbond. Nantinya, peserta akan mendapatkan materi terkait 4 konsensus dasar bangsa yang terdiri dari materi utama yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika, serta materi dasar yaitu Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, Kepemimpinan Nasional dan Kewaspadaan Nasional, juga dan materi penunjang yaitu Pengantar Nilai-Nilai Kebangsaan, Kearifan Lokal, Pendidikan Karakter Bangsa, dan interpersonal skill.

Wakil Gubernur Lemhannas RI mengungkapkan, kondisi ketahanan daerah Provinsi Riau yang masuk dalam salah satu zona kuning pengawasan Lemhannas RI, dari 34 Provinsi Riau berada di posisi 19 pengawasan Lemhannas. Di daerah perlu diwaspadai, dalam pengukuran ketahanan nasional.

Dijelaskan Wakil Gubernur Lemhannas, Riau berada dalam posisi kuning dianggap sebagai daerah yang masuk dalam kawasan berhati-hati.

"Perlu diberikan pengertian tentang Lemhannas sesuai dengan amanat proklamasi. Apalagi di zaman modern yang dipenuhi dengan dunia informasi teknologi yang cepat menerima berita-berita, yang tidak sesuai dengan tujuan proklamasi," kata Wakil Gubernur.

“Di dalam ukuran Lemhannas itu, warnanya ada kuning, itu ada warna hijau, kuning dan sampai terakhir itu adalah merah, merah itu artinya waspada. Nah kalau yang kuning itu baru sebatas kita harus hati-hati, penilaian di Provinsi Riau itu dari lembaga pengukuran ketahanan nasional Riau posisi seperti itu,” tegasnya.

Marsdya TNI Wieko Syofyan harapkan bahwa masyarakat tidak boleh melupakan sejarah kita. "Perkembangan zaman dan teknologi serta komunikasi harus diimbangi dengan pengetahuan sejarah yang kita miliki. Kalau tidak kita waspadai akan menyimpang dari sasaran tujuan Proklamasi kita,” tegasnya.

Foto: Biro Humas Lemhannas RI