Tiga Pesan Presiden Jokowi untuk Anggota ASEAN

:


Oleh Tri Antoro, Senin, 25 Oktober 2021 | 20:30 WIB - Redaktur: Untung S - 323


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, seluruh negara di Asia Tenggara (ASEAN) harus mampu mengambil pelajaran berharga atas merebaknya wabah global COVID-19. Dengan begitu, akan menjadi faktor yang sangat penting dalam memajukan perekonomian kawasan di ASEAN.

"Asia Tenggara sebagai kesatuan masyarakat ekonomi ASEAN, merupakan kawasan yang harus mengambil pelajaran dari krisis dan melakukan perbaikan diri secara fundamental," kata Presiden Joko Widodo saat Pidato pada ASEAN Bussiness and Invesment Summit yang digelar secara virtual pada Senin (25/10/2021).

Dalam memanfaatkan pelajaran yang diambil dari pandemi saat ini, pihaknya telah melakukan sejumlah kebijakan yang membuat perubahan dalam berbagai aspek, khususnya ekonomi. Secara konkret, Indonesia telah membuat perundangan Cipta Kerja yang bertujuan untuk membuat iklim investasi di dalam negeri semakin kondusif terhadap investor yang datang.

Kemudian, revisi perundangan terkait dengan Perpajakan. Dengan tujuan membuat reformasi struktural yang merespon berbagai permasalahan yang timbul akibat dari adanya pandemi. Dengan begitu, pemangku kepentingan yang terkait dapat merasakan terbantu dari adanya revisi perundangan saat ini. Harapannya, bisa membantu bertahan dari efek pandemi yang merebak.

"Kami lakukan di Indonesia, kesibukan menghadapi pandemi COVID-19 tidak menyurutkan niat Indonesia untuk melakukan reformasi struktural. Indonesia menerbitkan Undang-Undang Cipta Kerja untuk memperbaiki iklim investasi dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi eksklusif yang menciptakan lapangan kerja dan lain sebagainya," imbuh Presiden.

Bermodalkan dua hal ini, tentunya akan menjadi faktor yang sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan yang terjadi di masa mendatang. Mengingat, pelajaran yang diambil melalui kejadian merebaknya pandemi dapat dipergunakan dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang di masa-masa mendatang dari berbagai aspek yang ada.

"Kami manfaatkan untuk memperkuat diri dan dalam menghadapi tantangan masa depan," tutur Kepala Negara.

Presiden Joko Widodo mengajak seluruh negara yang berada di kawasan Asia Tenggara dapat ikut berkolaborasi dalam rangka mengantisipasi dampak merebaknya pandemi COVID-19. Pertama, dalam hal vaksinasi COVID-19 yang harus dilakukan oleh negara-negara di kawasan ASEAN bisa mencapai sebanyak 70 persen dari jumlah penduduknya.

Ini penting dilakukan, dengan tercapainya jumlah tersebut maka besar kemungkinan akan mudah mengendalikan penyebaran pandemi di tanah air. Sebab, tercapainya jumlah itu akan membuat kekebalan komunal atau herd immunity pada setiap nehgara yang telah mencapainya.

"Agenda jangka pendek untuk mempercepat vaksinasi di semua negara di kawasan harus kita lakukan target vaksinasi penduduk ASEAN sebanyak 70 persen harus segera tercapai," jelas Presiden.

Dalam mewujudkan hal itu, seluruh pemangku kepentingan harus mampu berkolaborasi secara optimal. Mengingat, aksi bersama dalam menyukseskan vaksinasi harus melibatkan banyak pihak atau pemangku kepentingan yang terkait. Supaya hasil dari vaksinasi dapat mencapai angkat atau terget yang ditetapkan tersebut dalam waktu cepat.

"Pemerintah dan pelaku bisnis di kawasan harus bersinergi untuk melakukan aksi bersama, agar kawasan ASEAN lebih tahan menghadapi krisis kesehatan di masa depan," ungkap Kepala Negara.

Kedua, pemulihan perekonomian ASEAN harus segera dipercepat dengan melakukan reaktivasi perjalanan yang aman termasuk dari sektor pariwisata. Dengan cara, menjamin mobilisasi masyarakat yang mobilisasi dengan sertifikat tes uji COVID-19 yang memiliki standar yang sama antar negara. Jadi, mobilitas antar masyarakat dapat dipastikan terbebas dari ancaman penyebaran wabah ini.

Ini penting dilakukan, agar mobilisasi masyarakat antar kawasan tersebut dapat mengantisipasi penyebaran wabah global COVID-19.Dengan begitu, tentunya wabah global COVID-19 dapat diantisipasi penyebarannya di kawasan ini dengan optimal. "Pembatasan tersebut bisa dilonggarkan tetapi harus menjamin aman dari resiko," ungkap Presiden lagi.

Masyarakat yang melakukan mobilisasi antar negara juga diwajibkan sudah melakukan vaksinasi COVID-19 secara lengkap. Supaya, ancaman penyebaran virus berbahaya ini dapat diantipasi kala adanya mobilisasi dari masyarakat antar sesama negara kawasan di atas.

"Sistem vaksin harus segera dilakukan pengaturan travel bagi masyarakat yang telah divaksinasi," kata Presiden.

Terakhir, adaptasi kegiatan ekonomi di kawasan Asia Tenggara harus berbasis ekonomi digital. Mengingat, dengan menggunakan medium teknologi digital maka dapat membuat solusi paling efektif di tengah perkembangan teknologi saat ini. Sebab, pemanfaatan teknologi dalam ekonomi digital sudah terbukti membuahkan keuntungan yang cukup menggiurkan.

Tercatat, selama pandemi, pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara mencapai USD100 miliar. Bahkan, Indonesia diprediksi pada beberapa tahun ke depan potensi ekonomi digital mampu mencapai USD124 miliar, nilai tersebut sama dengan nilai 40 persen ekonomi digital di kawasan di atas. Tentunya, hal ini merupakan peluang harus dimanfaatkan oleh masyarakat kawasan sekitar.

"Nilai ekonomi di Indonesia juga sangat menjanjikan diperkirakan mencapai dengan 40 persen total nilai ekonomi di Asia Tenggara ke depan," kata Presiden.

Dengan melakukan tiga hal itu, maka dampak negatif pandemi dapat diatasi secara bersama-sama dengan waktu yang relatif lebih cepat. Sehingga, kemajuan negara dapat diwujudkan melalui kerja sama yang dibangun bersama-sama negara anggota Asia Tenggara.

"Ekonomi kawasan ASEAN akan pulih kembali, tetapi juga bisa melakukan lompatan kemajuan serta bertumbuh bersama secara berkeadilan dan berkelanjutan," pungkas Presiden Joko Widodo.