Ketua MPR : Masyarakat Bisa Silaturahmi Secara Virtual

:


Oleh Wandi, Selasa, 4 Mei 2021 | 04:37 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 282


Jakarta, InfoPublik - Ketua Majelis Permusyawaratan Ralyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo menyarankan masyarakat untuk tidak melalkukan mudik di hari raya Idulfitri demi mencegah melonjaknya penyebaran COVID-19. Mudik dikatakannya bisa dilakukan dengan silaturahmi secara virtual .

"Untuk memastikan silaturahmi bisa tetap terjalin dengan baik, mudik tahun ini bisa dilakukan secara virtual. Antara lain melalui 'video call' maupun zoom meeting dengan keluarga di kampung halaman," kata Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (3/5/2021).

Hal itu dikatakan Bambang Soesatyo atau Bamsoet  sapaannya saat meninjau National Traffic Managemen Center (NTMC) Polri, di Jakarta.

Menurutnya, Indonesia seharusnya belajar dari India, karena ketidakpatuhannya, berkerumun dalam sebuah acara, menyebabkan lonjakan penderita COVID-19 dalam satu hari bisa mencapai 300 ribu lebih dan menyebabkan lebih dari 3 ribu warga meninggal setiap harinya.

Dia mengingatkan jangan sampai karena hasrat ingin berkumpul dengan keluarga di kampung, justru menyebabkan keluarga yang lain menderita akibat terkena COVID-19.

Dalam Kunjungannya ke NTMC Polri, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga mengapresiasi kesiapan Pusat Pengendali Lalu Lintas Nasional Kepolisian Republik Indonesia (NTMC) Korps Lalu Lintas (Korlantas) mendukung kebijakan pemerintah melarang mudik warga pada 6-17 Mei 2021.

Menurut dia, Korlantas telah mendirikan 333 titik penyekatan dari Lampung hingga Bali, lebih besar dari tahun lalu yang hanya sekitar 146 titik penyekatan.

"Dari mulai jalur tol, jalur arteri non-tol, hingga jalur alternatif dan jalan tikus sudah dideteksi oleh Korlantas. Karenanya masyarakat tidak perlu memaksakan diri untuk mudik," kata Bamsoet.

Dia menilai, kebijakan pelarangan mudik selain untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, juga dimaksudkan agar orang tua dan keluarga di kampung tidak tertular COVID-19, yang bisa membawa efek buruk.

Bamsoet menjelaskan, sejak keluar aturan larangan mudik, Korlantas Polri juga sudah merespons dengan berbagai kegiatan.

Dia mencontohkan Korlantas Polri melakukan operasi keselamatan selama 2 minggu, mulai 12 hingga 25 April 2021 dengan fokus kegiatan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat secara massal tentang larangan mudik.

"Korlantas Polri juga telah melakukan operasi kegiatan pendisiplinan lalu lintas. Termasuk menertibkan berbagai kegiatan seperti sahur on the road, balap liar, dan lain sebagainya," ujarnya.

Bamsoet yang juga menjadi Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) juga menyoroti temuan litbang Kementerian Perhubungan yang mencatat setelah dilakukan sosialisasi pelarangan mudik, masih ada 7 persen masyarakat, atau sekitar 10 jutaan, yang akan nekat tetap mudik.

(Foto Antara)