Pengguna Medsos Harus Hati-hati Terhadap Informasi Post Truth

:


Oleh Tri Antoro, Kamis, 3 September 2020 | 20:32 WIB - Redaktur: Isma - 326


Jakarta, InfoPublik - Hati-hati bagi pengguna media sosial (medsos) saat ini dipenuhi dengan masifnya informasi yang bersifat post truth. Artinya, informasi yang tidak berbasis pada kebenaran, karena digantikan oleh penggunaan narasi yang manipulatif.

"Kita masuk dalam era post truth. Era dimana kebenaran tidak penting, yang penting adalah narasinya. Bagaimana oknum membuat ceritanya meyakinkan," Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo dalam Webinar Peran Media Massa dalam menghadapi COVID-19 di Era Adaptasi Baru, Kamis (3/9/2020).

Menurut dia, dengan kemampuan oknum tersebut dalam merangkai cerita yang apik dapat membuat pengguna medsos mempercayainya. Sehingga, dapat mengalahkan peredaran informasi-informasi yang benar di berbagai platform aplikasi Medsos.

"Dengan kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan oleh oknum untuk menyebarkan informasi yang tidak benar," katanya.

Indikasi maraknya informasi post truth, kata dia, saat ini, banyak oknum yang pandai merangkai cerita, untuk menyudutkan seseorang. Padahal, oknum tersebut sebenarnya memberikan pernyataan yang tidak benar atau tidak sesuai dengan fakta yang ada.

"Banyak orang yang mengaku bisa, ternyata sebaliknya tidak bisa melakukan. Kata-katanya ternyata bohong belaka," imbuhnya.

Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) oknum yang melakukan tindakan tersebut harus mendapatkan ganjaran hukum yang tegas. Mengingat, kondisi tersebut akan membebani kondisi psikologi masyarakat yang sedang gundah gulana akibat belum meredanya pandemi.

Dampaknya sangat tidak baik bagi imunitas masyarakat yang mengakibatkan menurunnya imunitas diri. Hal tersebut, menyebabkan masyarakat rentan terinfeksi virus COVID-19. "Ini membahyakan psikologi kita, karena membuat pusing dan stress," pungkasnya.