Pengembangan Telemedis Masuk Agenda Percepatan Transformasi Digital

:


Oleh Tri Antoro, Sabtu, 22 Agustus 2020 | 22:04 WIB - Redaktur: Untung S - 279


Jakarta, InfoPublik - Pengembangan konsultasi dokter secara jarak jauh (telemedis) dengan menggunakan teknologi informasi akan terus ditingkatkan. Oleh karena itu, pemerintah memasukkan pengembangan tersebut masuk ke agenda besar dalam percepatan transformasi digital.

Dalam konteks penyebaran Covid-19, telemedis sebagai layanan kesehatan jarak jauh memungkinkan pasien dan tenaga kesehatan berdiskusi tanpa harus bertatap muka. Sehingga, dapat mencegah penyebaran virus berbahaya tersebut yang rawan terjadi di fasilitas kesehatan.

“Dengan cara ini, tidak sedikit masyarakat yang telah beralih ke layanan telemedis,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G Plate saat membuka Diskusi Publik Telemedisin untuk Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan dari Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Jakarta, Sabtu (22/08/2020).

Menurut Menteri Kominfo, kebiasaan baru di bidang kesehatan ini menjadi salah satu indikator kuat bahwa pandemi Covid-19 adalah katalis atau faktor yang mempercepat transformasi digital.

“Momentum yang menurut arahan Bapak Presiden Joko Widodo tidak boleh dilewatkan dan justru harus dimanfaatkan. Upaya ini tercakup dalam bingkai besar agenda Percepatan Transformasi Digital Nasional,” ujarnya.

Dalam agenda itu, Pemerintah melalui Kementerian Kominfo saat ini tengah serius melakukan percepatan transformasi digital nasional, dengan lima prioritas sebagai berikut:

Pertama, penuntasan pembangunan infrastruktur internet berkecepatan tinggi di 12.548 Desa/Kelurahan dan 150.000 titik layanan publik (termasuk layanan kesehatan) yang selama ini belum terjangkau layanan internet memadai.

Kedua, pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) yang menjadi prasyarat terwujudnya kebijakan Satu Data Indonesia; serta farming dan refarming spektrum frekuensi radio untuk efiensi jaringan maupun pengembangan teknologi 5G.

Ketiga, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang digital yang komprehensif dan berkelanjutan mulai dari level “literasi digital”, “talenta digital”, sampai level “kepemimpinan era digital”.

Keempat, penguatan ekosistem ekonomi digital dengan memfasilitasi program-program seperti UMKM/UMi jualan online, pemanfaatan teknologi digital oleh petani/nelayan, dan pengembangan startup digital.

Terakhir, penyelesaian legislasi primer pendukung ekosistem digital, terutama Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (RUU PDP) dan RUU Cipta Kerja di bidang telekomunikasi/penyiaran yang diharapkan mampu mendorong akselerasi digitalisasi televisi nasional.

Menteri Johnny menilai topik seminar ini sangat relevan di tengah kondisi Indonesia yang sedang menangani pandemi Covid-19 dalam spirit optimisme. Oleh karena itu, Menteri Kominfo mengharapkan adanya terobosan di bidang medis agar bisa segera keluar dari kondisi pandemi,

“Saya meyakini bahwa seminar nasional telemedis ini akan memunculkan ide-ide inovatif dan progresif, sejalan dengan spirit percepatan transformasi digital nasional. Terobosan-terobosan baru di bidang medis sangat dinantikan untuk segera keluar dari pandemi. Terobosan-terobosan ini jugalah yang akan memperkuat optimisme untuk segera keluar dari kontraksi ekonomi,” ujarnya.

Menurut Menteri Johnny, penggunaan layanan telemedis juga dapat membantu penanganan Covid-19 secara lebih luas. “Cara ini, misalnya, bisa membantu untuk mendeteksi hingga ke tahapan apakah seorang pasien harus menjalani tes PCR atau tidak. Lebih jauh lagi, bantuan konsultasi telemedis bisa menekan jumlah pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya,” tuturnya.

Percepatan transformasi digital nasional tentu mampu memperluas dan memperbaiki kualitas layanan telemedis, bahkan diharapkan dapat menjangkau daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T). “Untuk mencapai tujuan tersebut, saya sangat berharap kerjasama antara Kementerian Kominfo, Kementerian Kesehatan, IDI, ATENSI, beserta ekosistem terkait lainnya, akan terus berlanjut di masa-masa yang akan datang. Kerjasama ini tentu perlu dilandasi dengan nafas kolaboratif dan berkelanjutan,” harapnya.