Kominfo: Komunikasi Berpotensi Atasi Perilaku Bakar Hutan

:


Oleh Tri Antoro, Jumat, 7 Agustus 2020 | 19:48 WIB - Redaktur: Untung S - 311


Jakarta, InfoPublik - Kegiatan komunikasi menjadi faktor penting dalam mencegah kebakaran hutan (Karhutla) yang kerap kali dilakukan secara sengaja maupun tidak oleh masyarakat di musim kemarau. Dengan komunikasi yang efektif dapat mempengaruhi masyarakat untuk lebih perduli dengan lingkungan hutan dan lahan.

"Komunikasi menjadi upaya yang sangat penting dalam mengatasi ulah masyarakat yang dengan atau tanpa sengaja melakukan pembakaran hutan," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo melalui Webinar dengan tema Upaya Pencegahan Karhutla di Tengah Pandemi Covid-19 pada Jumat (7/8/2020).

Menurut dia, sebanyak 90 persen penyebab utama kebakaran hutan di berbagai wilayah dalam negeri akibat ulah manusia. Maka, setiap individu yang terdapat di wilayah rawan kebakaran hutan harus dipastikan mendapatkan informasi yang dapat mempengaruhi masyarakat tidak membakar lahan atau hutan.

"Situasinya 90 persen lebih itu karena ulah manusia, makanya menjadi penting untuk memberikan pesan-pesan supaya kita berbuat hal yang tidak merugikan (Karhutla)," katanya.

Selama tiga bulan terakhir, lanjut dia, Kementerian Kominfo berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) agar upaya komunikasi yang dibangun membawa dampak positif. Orkestrasi komunikasi yang dibangun antara dua instansi pemerintah ini diharapkan dapat secara langsung mengurangi Karhutla yang terjadi.

"Kominfo yang menginisiasi lebih cepat bagaimana pencegahan ini efektif. Supaya yang kita kerjakan di awal-awal berdampak pada kebakaran hutan berkurang lagi," katanya.

Komunikasi yang dilakukan pun, dalam bentuk sosialisasi dan edukasi yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah rawan untuk berpartisipasi secara aktif mencegah terjadinya kebakaran. Dengan cara, menyebarkan berbagai jenis konten informasi yang dapat menarik perhatian masyarakat.

Selanjutnya, pihaknya juga melakukan diskusi melalui medium media sosial yang melibatkan banyak masyarakat yang berada di wilayah rawan kebakaran. Sehingga, dapat mempengaruhi masyarakat di sana untuk ikut berpartisipasi mencegah terjadinya kebakaran dilingkungannya.

"Kita sangat concern berdasarkan Inpres nomor 9 tahun 2015 tentang pengelolaan komunikasi publik. Intinya adalah bagaimana kebijakan pemerintah yang kita jalankan diketahui oleh masyarakat luas.

Diketahui, pemerintah telah berupaya maksimal dalam meredam kebakaran hutan, hasilnya cukup mengesankan dari rentang 2016 hingga 2019 lahan terbakar telah berkurang hingga 1 juta hektar.