Gubernur Gorontalo: Masyarakat Sudah Ikuti Anjuran Pemerintah

:


Oleh Tri Antoro, Rabu, 24 Juni 2020 | 17:50 WIB - Redaktur: Isma - 300


Jakarta, InfoPublik - Sebagian besar masyarakat provinsi Gorontalo sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatannya sehari-hari demi mencegah terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang masih mewabah di sejumlah wilayah Gorontalo.

"Kami lihat masyarakat sudah mau mengikuti anjuran pemerintah pusat," ujar Gubernur Gorontalo Rusli Habibie melalui siaran zoom pada Rabu (24/6/2020).

Menurut dia, setelah Gorontalo memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama tiga periode waktu dalam tiga bulan terakhir. Masyarakat di sana mulai memahami betapa pentingnya melaksanakan protokol kesehatan di tengah masih adanya kasus positif Covid-19.

"Setelah kami melaksanakan PSBB selama tiga kali dimulai pada 4-17 Mei. Kami lihat masyarakat sudah sangat paham," imbuhnya.

Masyarakat di Gorontalo, lanjut Rusli, telah menyadari betapa penting melakukan empat hal penting untuk menghindari terinfeksi Covid-19. Pertama, setiap individu sudah disipilin memakai masker dalam melakukan kegiatan di berbagai tempat. Dua, selalu mencuci tangan menggunakan sabun setiap saat ketika habis melakukan aktivitas di luar rumah.

Tiga, senantiasa melakukan jaga jarak ketika berinteraksi dengan orang lain. Jarak aman yang dianjurkan oleh protokol kesehatan yakni mencapai satu hingga dua meter. Terakhir, menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan suplemen vitamin.

"Kami berpatokan pada empat prinsip itu dalam menghindari penyebaran Covid-19 saat ini," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, mengatakan sebanyak 60 persen wilayah Indonesia yang memiliki kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sudah memasuki status zona hijau dari yang sebelumnya masuk kategori zona kuning.

Artinya, jumlah orang terinfeksi positif virus tersebut setiap harinya semakin menurun.

"Dari 31 Mei sampai dengan 21 Juni yang lalu terlihat, bahwa daerahnya yang berisiko rendah dan hijau ternyata naik terus sekarang jadi relatif hampir 60 persen daerah di Indonesia," kata Wiku di Istana Negara. (Foto:MC Kab. Blora/Teguh)