Kepulangan Pekerja Migran Pakai Protokol Kesehatan Ketat

:


Oleh Tri Antoro, Senin, 11 Mei 2020 | 13:46 WIB - Redaktur: Untung S - 235


Jakarta, InfoPublik - Kepulangan Pekerja Miran Indonesia (PMI) yang mencapai lebih dari 34 ribu orang dapat di antisipasi oleh berbagai pihak terkait. Dengan cara memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, sehingga penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dapat hindari.

"Kepulangan pekerja migran agar betul-betul berjalan dengan baik di lapangan. Saya juga menerima laporan bahwa pada bulan Mei dan Juni ada kurang lebih 34.000 pekerja yang kontraknya akan berakhir," ujar Presiden Joko Widodo melalui siaran konferensi video pada Senin (11/5/2020).

PMI tersebut berasal dari tujuh wilayah di Indonesia antara lain Jawa Timur sebanyak 8.900 orang, Jawa Tengah 7.400 orang, Jawa Barat 5.800 orang, Nusa Tenggara Barat 4.200 orang, Sumatera Utara 2.800 orang, Lampung 1.800 orang, dan Bali 500 orang.

Pergerakan pekerja di atas yang mencapai puluhan ribu orang tersebut, lanjut Presiden, harus direncanakan secara komprehensif. Dapat dipantau setiap pergerakannya dari mulai sampai di tempat karantina hingga di desanya masing-masing.

Pihak terkait, juga harus memastikan daerah PMI berasal memiliki fasilitas kesehatan yang khusus menangani Covid-19 dari mulai karantina hingga isolasi. Pastikan setiap individu tidak terinfeksi Covid-19 dari negara mereka berasal.

"Betul-betul di antisipasi proses kedatangan mereka di pintu-pintu masuk yang telah kita tetapkan. Dan juga di ikuti pergerakan sampai ke daerah," katanya.

Presiden menyarankan, sambut para pekerja tersebut dengan protokol kesehatan di berbagai moda angkutan massal darat, laut, dan udara. Melalui jalur udara dapat diawasi dengan ketat di Bandara Seokarno-Hatta, Banten dan Bandara Ngurah Rai, Bali. Jalur laut Pelabuhan Benoa, Bali dan Tanjung Priok, DKI Jakarta.

Selanjutnya, pekerja migran dari Malaysia biasa menempuh jalur melewati Pelabuhan Batam dan Tanjung Balai, Kepri. "Saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki," pungkasnya.