Mendagri: Kesehatan dan Ekonomi Miliki Peran Penting

:


Oleh Eko Budiono, Selasa, 5 Mei 2020 | 15:14 WIB - Redaktur: Untung S - 244


Jakarta, InfoPublik - Kesehatan dan ekonomi harus ditangani secara bersama-sama dalam kondisi pandemi Covid-19, dan tidak saling meniadakan atau zero sum game.

Hal itu disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M. Tito Karnavian, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/5/2020). 

Menurut Mendagri,  Covid-19 memiliki dampak perekonomian yang besar di tanah air.

Seperti penerimaan pajak dari ekspor kelapa sawit, dan sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan devisa menurun.

Mendagri menegaskan, dampaknya tentu saja memukul anggaran daerah karena dengan sendirinya pula transfer anggaran dari pusat dan daerah turun.

Begitu juga dengan pendapatan asli daerah seiring berkurangnya aktivitas ekonomi di daerah yang terdampak.

Di sisi lain, kebutuhan belanja semakin tinggi karena pengeluaran kesehatan meningkat, kebutuhan hidup masyarakat yang dibatasi untuk keluar rumah juga memerlukan jaring pengaman sosial yang juga harus disiapkan oleh pemerintah.

"Situasinya memang dilematis. Tapi kita harus menemukan solusi bagaimana Covid-19 dapat diatasi sekaligus perekonomian tidak semakin bertambah parah. Karena persoalan ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di luar negeri.

Antara penanganan Covid-19, atau terus menggerakkan roda perekonomian, mana yang lebih mana yang lebih diutamakan? Ini tidak bisa dilihat dari perspektif zero sum game. Karena dua-duanya penting," kata Mendagri.

Dia mengungkapkan, keduanya harus ditolong. Atur strategi keseimbangan, kesehatan masyarakat penting tapi ekonomi juga tak kalah penting.

"Ujian kepemimpinan itu ada di saat krisis, bukan di saat normal. Coba mengeluarkan jurus silat bagaimana menangani kesehatan sebaik mungkin tapi sekaligus tidak membiarkan ekonomi tidak mandeg, tetap bergerak meskipun melambat," jelasnya.

"Bagaimana mencegah agar jangan sampai tertular, putus mata rantai penularan. Dan ini perlu pemahaman cara penularan dan kekuatan virus itu sendiri. Dalam menghadapi Pandemi Covid-19 semua negara sudah menggunakan terminologi perang. Para ahli strategi mengatakan, kenali musuhmu dan kenali dirimu sendiri maka anda akan memenangi seribu pertempuran," urainya.

Selain itu, Mendagri menilai pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sudah berjalan sejak 15 April sudah cukup baik.

Dia berharap pemberlakuan PSBB di Kota Depok bisa berjalan lebih baik lagi.

Sejak diberlakukan PSBB di Kota Depok memang angka penularan cenderung meningkat. Itu terjadi setelah adanya tes cepat atau  rapid test. Angka penularan selama PSBB 15 – 28 April rata-rata 8-9 orang per hari dibandingkan sebelum PSBB yang rata-rata 6-7 orang per hari.

Namun angka orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pengawasan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) cenderung menurun selama PSBB.

Angka OTG selama PSBB menurun 22-23 orang per hari dibanding sebelum PSBB 48-49 orang per hari.

Begitu juga dengan ODP yang menurun dari 83-84 menjadi 32-33 per hari. Sedangkan PDP menurun tipis dari sebelumnya 27-28 menjadi 26-27 per hari.

"Keberhasilan Depok akan menjadi kunci keberhasilan DKI Jakarta melawan pandemi Covid-19, karena DKI Jakarta adalah megapolitan yang menyatu dengan kota-kota satelit di sekitarnya, termasuk Depok. Perbatasan hanya di atas kertas, tanpa ada batas alam yang jelas," pungkasnya. (Foto: Kemendagri)