Masjid Nurul Falah dan Pembentukan Karakter Pancasila

:


Oleh Eko Budiono, Rabu, 8 Januari 2020 | 10:58 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 145


Jakarta,InfoPublik-Kajian ibadah yang seiring dengan  Pancasila diharapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M.Tito Karnavian, bisa diwujudkan oleh jajaran pemerintah.

Selain itu, nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, serta persatuan harus mampu direalisasikan dalam setiap kajian di tengah negara yang plural seperti Indonesia. Termasuk juga nilai kerakyatan yang bermusyawarah, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Saya minta untuk tetap dirawat nantinya dan kemudian diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif diisi dengan kajian-kajian ibadah yang paralel dengan dasar negara kita yang pluralistik yaitu Pancasila," kata Tito dalam keterangannya, usai peresmian Masjid Nurul Falah Kantor Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil), dan Direktorat Bina Pembanguann Desa (Ditjen Bina Pemdes) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2020). 

Tito menuturkan, penerapan hal itu akan membantu mencetak aparatur sipil negara (ASN) yang berkarakter Pancasila.

"Kegiatannya dilaksanakan secara paralel dengan prinsip Indonesia yang beragam yaitu Pancasila, dengan demikian mudah-mudahan melalui semua kegiatan itu akan terbentuk karakter-karakter ASN di lingkungan Dukcapil dan masyarakat yang memanfaatkan tempat ini nantinya, berkarakter Pancasila, berketuhanan yang Maha Esa," ungkapnya.

"Masjid ini tadinya kecil, tidak menampung jamaah yang ada terutama dari lingkungan Kemendagri sendiri, tetapi dengan adanya bertambah Ditjen yang lain di sini sehingga populasinya bertambah, masjidnya tidak mencukupi lagi,” katanya.

"Inilah kira-kira niatnya membangun masjid ini untuk menampung jemaah yang lebih besar, dan prosesnya saya kira cukup panjang, hampir 3 tahun, dilakukan secara swadaya melalui sumbangan, donasi teman-teman semua, dan pihak-pihak ke-3, hamba-hamba Allah yang mungkin tidak mau disebutkan namanya,” urainya.

Masjid juga memiliki peranan penting untuk menyeimbangkan, dan meredam segala macam godaan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas dan wewenang.

"Peran masjid ini menjadi sangat penting ketika kita bicara SQ (Spiritual quotient), karena masjid adalah tempat ibadah bagi umat Islam, di masjid ini minimal dengan segala macam tantangan dan godaan yang ada di Pemdes dengan tugas yang besar,” tambahnya.

Sedangkan Dirjen Bina Pembangunan Desa Kemendagri Nata Irawan menambahkan, Masjid Nurul Falah pertama kali dibangun pada 29 Agustus 2016 dengan modal awal Rp 200 juta.

Kemudian dilakukan renovasi dengan dana yang bersumber dari infak dan sedekah yang dilakukan Dirjen Dukcapil, dan Bina Pemdes serta pihak terkait seperti Bank BNI, dan BAZIS DKI maupun masyarakat.

"Sampai saat ini telah menerima uang sekitar Rp 2,672 miliar dengan pengeluaran untuk bangun masjid Rp 2,654 miliar sehingga saldo tersisa Rp 17,39 juta," tuturnya.

Rencananya, masjid tersebut juga akan dilakukan pembangunan tahap kedua yakni dengan membangun menara setinggi 7 meter di sudut kiri dan kanan masjid.

"Adapun yang menjadi pertimbangan mengapa Masjid Nurul Falah kita lakukan renovasi lebih besar karena masjid yang saat itu sudah tidak memadai lagi dari sisi kapasitas, dulu jemaahnya terbatas, kemudian ketika digabung maka jumlahnya menjadi lebih besar. Oleh karenanya kami memberanikan diri untuk melakukan renovasi. Kami juga sepakat ketika itu untuk membangun Masjid Nurul Falah menjadi tempat ibadah yang nyaman, aman, sehingga diharapkan menambah kekhusyukan kita di dalam beribadah,” pungkasnya.