Tito Imbau Saling Menghargai dalam Tahun Baru

:


Oleh Eko Budiono, Jumat, 27 Desember 2019 | 15:55 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 392


Jakarta,InfoPublik-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M.Tito Karnavian, mengimbau semua pihak saling menghargai dalam perayaan Tahun Baru 2020.

"Silakan untuk dilaksanakan kegiatan masing-masing menurut pendapat saya ya. Kalau pergantian tahun Masehi, ini sudah diakui. Maka saya kira tidak ada salahnya merayakan itu," kata Tito, dalam keterangan persnya, Jumat, (27/12/ 2019).


Menurut Tito, masyarakat harus memahami apabila Indonesia merupakan negara yang plural dan mengakui perbedaan seperti yang tertera dalam Pancasila sebagai dasar negara. Tak ada larangan merayakan momen pergantian tahun masehi, pun dengan perayaan pergantian tahun agama lainnya.    

"Kalau kita cinta Indonesia, berarti kita juga harus cinta dan paham dengan sifatnya yang plural, berbeda suku, agama, ras. Kita harus menghargai saudara kita yang berbeda," tuturnya.

Tito memahami  alasan pergantian tahun baru masehi tidak dirayakan sebagian kalangan. Masyarakat pun diminta menghargai sikap dan pandangan tersebut.   

"Why not. Kita merayakan juga. Itu saya kira letaknya kita bertoleransi," ujarnya.

Selain itu, Tito  meminta kepala daerah untuk membentuk posko pemantauan terpadu tahun baru 2020.
Kepala daerah juga diminta meningkatkan p kualitas pelayanan publik tetap terpenuhi kepada masyarakat.

 
"Pemerintah daerah bersiap menyambut tahun baru yang tertib dan aman," tegasnya.
 
Sebelumnya, Pemerintah Kota Sabang, Aceh, mengeluarkan seruan bersama mengenai larangan melakukan perayaan saat malam pergantian Tahun Baru 1 Januari 2020.
 
Selain untuk masyarakat, wisatawan yang ada di sana juga diimbau untuk menghormati peraturan itu.

Wali Kota Sabang,  Nazaruddin, mengatakan wisatawan yang sedang dan akan berkunjung ke Sabang diminta tidak melanggar norma dan budaya yang berlaku di sana. Nazaruddin meminta wisatawan mematuhi peraturan larangan itu.

“Kami tidak melarang wisatawan lokal mau pun mancanegara untuk datang ke Sabang. Kami sangat senang Sabang ramai dikunjungi wisatawan. Tapi, diharapkan mereka yang berkunjung dapat menyesuaikan dengan kondisi adat budaya masyarakat Kota Sabang yang melaksanakan syariat islam,” kata Nazaruddin.

Dalam surat imbauan yang beredar, Nazaruddin juga turut mengimbau pelaku usaha seperti pemilik kafe, restoran, dan hotel. Mereka dilarang memfasilitasi ragam bentuk kegiatan yang bersifat untuk menyambut pergantian tahun.

“Imbauan itu juga berlaku pada kafe, restoran dan hotel di Sabang. Dilarang mengadakan kegiatan penyambutan tahun baru, karena bertentangan dengan ajaran syariat,” ungkapnya.

Bagi masyarakat khususnya yang ada di Kota Sabang, agar tidak melakukan kegiatan yang bersifat ugal-ugalan, hura-hura seperti meniup terompet, dan menyalakan kembang api pada malam pergantian tahun.