KPK Kembali Ingatkan Hati-Hati Gratifikasi Moment Lebaran 1440 H

:


Oleh Untung S, Kamis, 6 Juni 2019 | 10:06 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 539


Jakarta, InfoPublik-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengingatkan pegawai negeri dan penyelenggara negara untuk menolak gratifikasi terkait momen perayaan hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah, apalagi jika pemberian tersebut berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

Melalui Juru Bicaranya, Febri Diansyah dalam keterangan resminya yang diterima InfoPublik, Rabu (5/6), KPK mengimbau tradisi saling berbagi antara sesama pada hari raya Idul Fitri 1440 H yang jatuh pada 5 Juni 2019, tidak dijadikan alasan melakukan pemberian gratifikasi kepada Penyelenggara Negara.

Menurut Febri, penyelenggara negara yang menerima gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya maka harus melaporkan kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak penerimaan gratifikasi untuk menghindari risiko sanksi pidana sesuai dengan Undang-Undang No 20. Tahun 2001 jo. 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi.

Permintaan dana sebagai THR atau permintaan sumbangan dan/atau hadiah sebagai THR oleh pegawai negeri/penyelenggara negara, baik atas nama individu atau institusi yang ditujukan kepada masyarakat, perusahaan, dan/atau pegawai negeri/penyelenggara negara lainnya, tertulis maupun tidak tertulis merupakan perbuatan yang dilarang dan dapat berimplikasi pada tindak pidana korupsi.

"Ketua KPK melalui Surat Edaran (SE) KPK No. B/3956/GTF.00.02/01-13/05/2019 tanggal 8 Mei 2019 tentang Imbauan Pencegahan Gratifikasi terkait Hari Raya Keagamaan menghimbau Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara untuk tidak menerima gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugasnya. Imbauan tersebut juga menyebutkan bahwa setiap Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara wajib melaporkan kepada KPK apabila menerima gratifikasi dalam Jangka waktu 30 hari kerja sejak tanggal penerimaan gratifikasi," kata Febri.

Sedangkan terhadap penerimaan gratifikasi berupa bingkisan makanan yang mudah rusak, kadaluarsa dalam waktu singkat dan dalam jumlah wajar dapat disalurkan ke panti asuhan, panti jompo dan pihak lain yang membutuhkan. Syaratnya pegawai negeri/penyelenggara negara harus melaporkan terlebih dahulu kepada masing-masing instansi disertai penjelasan taksiran harga dan dokumentasi penyerahannya. Selanjutnya instansi melaporkan rekapitulasi penerimaan tersebut kepada KPK.

Selain menolak gratifikasi, KPK juga mengimbau kepada pimpinan Instansi atau lembaga negara agar melarang penggunaan fasilitas dinas untuk kepentingan pribadi seperti penggunaan kendaraan dinas operasional untuk kegiatan mudik. Penggunaan fasilitas dinas seharusnya hanya digunakan untuk kepentingan kedinasan dan merupakan bentuk benturan kepentingan yang dapa menurunkan kepercayaan masyarakat.

Jika memang hal ini tidak bisa ditolak, maka kepada ASN, pejabat dan penyelenggara negara dapat mengakses informasi terkait mekanisme dan formulir pelaporan gratifikasi dengan jalur sebagai berikut :

  1. www.kpk.go.id/gratifikasi
  2. Call Center KPK 198
  3. Disampaikan secara langsung atau pos kepada KPK secara langsung atau pos
  4. Disampaikan melalui surat elektronik ke alamat :pelaporan.gratifikasi@kpk.go.id
  5. Aplikasi pelaporan gratifikasi online (GOL) pada tautan https://gol.kpk.go.id
  6. Aplikasi pelaporan online (GOL mobile) dan sosialisasi gratifkasi online (Gratis2GO) diunduh melalui play store atau app store dengan kata kunci: GOL KPK dan Gratifikasi KPK