Harus Nyaman dengan Kebhinekaan

:


Oleh Wawan Budiyanto, Jumat, 16 November 2018 | 08:38 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 209


Jayapura, InfoPublik - Sekretaris Umum Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Jayapura Eko Siswanto mengatakan, keberagaman suku, budaya, adat istiadat dan agama yang ada di Indonesia termasuk di Kota Jayapura, Papua adalah ketetapan yang menjadikan kita nyaman dengan perbedaan.

"Kita harus membangun satu pola pikir bahwa keberagaman kita ini adalah sebuah ketetapan Tuhan bukan kehendak kita. Kita dihadapkan nyaman dengan menghadapi yang berbeda. Nyaman senantiasa hidup berdampingan berbeda dengan yang lain," kata Siswanto dalam Forum Dialog bertema Merawat Kebhinekaan melalui Literasi Media di Jayapura, Papua Kamis (15/11).

Ditambahkannya, perbedaan merupakan kunci bahwa kita bisa untuk membangun suatu kebhinekaan.

Oleh karena itu ditegaskannya bahwa dengan kemajemukan yang ada di Papua khususnya di Jayapura harus selalu di jaga, dipertahankan dan dilestarikan keberagamannya.

"Papua dengan kemajemukan dan heterogenitas yang ada itu butuh dirawat di kelola karena potensi besar kalau kenakearagaman tidak dirawat maka menimbulkan konflik," sebutnya.

Menurutnya, FKUB mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan satu kelembahaan yang komposisinya melibatkan perwakilan masing masing agama islam, kristen protestan, katolik, hindu dan budha. Dengan berbagai macam kegiatannya FKUB tentu berharap dapat melakukan proteksi dini terhadap konflik yang dipicu oleh persoalan keagamaan.

"Kita bersyukur kebijakan pemerintah kota Jayapura kaitan dengan upaya untuk memproteksi terhadap konflik yang ada," jelasnya.

Dalam merawat kebhinekaan pihaknya sering menggelar kegiatan-kegiatan seperti misalnya pawai budaya lintas agama, dialog lintas agama baik pemuda maupun tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat.

"Itu semua tujuan kita adalah bahwa kita mengakui adanya keberagaman baik budaya tradisi etnis dan juga agama yang itu membutuhkan suatu manajerial yang positif. Kalau keanekaragaman ini tidak senantiasa kita kelola dengan baik itu akan terimplikasi kepada konflik," tuturnya.

Siswanto mengapresiasi slogan Pemerintah Kota Jayapura terkait pembangunan Hen Te Chahi Yo Onomi Thmar /satu hati membangun kota untuk kemuliaan Tuhan. "Ini bagian dari Pemerintah dalam rangka mewujudkan kebersamaan bahwa filosifi pembangunan ini senantiasa diorientasikan melalui aspek ketuhanan," terangnya.

Sementara itu, mengenai perkembangan teknologi informasi saat ini yang dikhawatirkan berakibat adanya perpecahan di masyarakat yang menyalahgunakan media sosial (Medos) untuk menyebarkan berita bohong atau dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mencapai tujuan yang tidak baik hal tersebut kata Siswanto tergantung sudut pandang kita yang menggunakannya.

"Semua tergantung prepefktif kita apakah medos apakah agama ataupun yang lainnya," tukasnya.

Medsos bisa positif kalau kita menggunakan dalam perspektif positif. Bisa negatif kalau kita pakai perpektif negatif bisa untuk penipuan seksualitas dan sebagainya.

"Agamapun seperti itu, menjadi negatif kalau digunakan untuk kapitalisasi kepentingan kekuasaan politik. Maka semua tergantung bagamana kita melihat sudut pandang kita," pungkasnya.