INFID dan LKiS Luncurkan Buku Pemikiran Gusdur Soal Gagasan Islam di Indonesia

:


Oleh Jhon Rico, Rabu, 14 November 2018 | 18:36 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 395


Jakarta, InfoPublik- International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) bersama LKiS meluncurkan buku “Gus Dur on Religion, Democracy and Peace” & “Islam Against Hate Speech” sebagai upaya mempromosikan gagasan Islam Moderat Indonesia ke Mancanegara.

Peluncuran buku ini bertepatan dengan diselenggarakanya acara Festival HAM Indonesia 2018 di Wonosobo Jawa Tengah.

Buku yang diterbitkan oleh penerbit Gading ini bertujuan untuk menyebarkan gagasan-gagasan dan inisiatif-inisiatif mengenai demokrasi, perdamaian dan keadilan ke lingkup dunia internasional dari kalangan muslim Indonesia.

Buku yang pertama adalah kumpulan karya K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan kedua adalah buku berjudul “Islam Against Hate Speec”  karya K.H. Husein Muhammad.

Dalam kesempatan ini, hadir K.H. Husein Muhammad, Hairus Salim (Direktur LKiS) dan K.H. Mukhotob Hamzah (Rektor UNSIQ) sebagai narasumber.

Dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Rabu (14/11), Hairus Salim menyebut bahwa dunia sekarang sedang dilanda oleh gelombang pertentangan dan politik identitas. Mesin pertikaian adalah hoaks dan hate speech.

Bahkan, jelas dia, saat ini permasalahan yang ada bukan hanya siaran kebencian, melainkan juga pelentiran kebencian (hate-spin). Tatanan demokrasi di manapun, tak terkecuali di Barat, menjadi goncang setelah penyebaran hoaks dan hate speech. Ketegangan antara kebebasan dan penghormatan mengenai speech meluas setelah mengalami politisasi luar biasa.

K.H. Husein menambahkan, siar kebencian merupakan asal usul yang menghancurkan relasi antar manusia. Ia menekankan bahaya akan hate speech. Menurut dia, Namimah; adu domba. Kidzbu; bohong. Ghibah; menggunjing dan fitnah; semuanya terkandung di dalam siar kebencian.

Sementara, itu K.H. Mukhotob Hamzah lebih menekankan prinsip cinta kasih sebagai dasar dari relasi antar-manusia. Ia mengatakan, hate speech ini pasti bermula dari hati yang tidak cinta. "Padahal cinta adalah karakter genuine dari Islam itu sendiri," kata dia.

K.H. Mukhotob Hamzah menyebut bahwa Gus Dur ini bukan hanya pemikir damai, tetapi juga pelaku. Gus Dur sebenarnya sudah cukup terkenal di luar negeri, tetapi ratusan tulisan Gus Dur mengenai berbagai hal kebanyakan masih dalam bahasa Indonesia dan tidak mudah diakses orang luar.

Buku ini nantinya diharapkan bisa disebarkan secara luas ke hadirat pembaca di luar negeri, terutama melalui versi PDF-nya.

Dengan cara inilah, menurut dia, Islam Indonesia dikenal dan bisa mempengaruhi pandangan orang Islam maupun pandangan terhadap Islam di luar negeri. Diharapkan di masa mendatang makin banyak karya muslim Indonesia yang bisa diakses kalangan luar negeri. “Kerinduan pada perdamaian dan keadilan akan menjadi kuncinya,” jelas dia.