Posisi Strategis Indonesia dalam IMF - WB AM 2018

:


Oleh Elvira Inda Sari, Senin, 17 September 2018 | 13:32 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 509


Jakarta, InfoPublik – Dalam hitungan hari, pelaksanaan  International Monetary Fund - World Bank Group Annual Meetings 2018 (IMF - WB AM 2018) bakal digelar di Nusa Dua Bali pada Oktober 2018. Inilah pertemuan akbar, pertemuan terbesar di bidang ekonomi dan keuangan yang pertama kalinya digelar di Indonesia.  Dalam pertemuan tersebut, akan hadir sejumlah Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota serta sejumlah tokoh pengusaha, akademisi, NGO dan media.

Sebagai tuan rumah IMF-WB AM 2018, Indonesia telah jauh hari mempersiapkan pertemuan ini. Tujuannya, selain agar berjalan dengan lancar, pemerintah  Indonesia berharap mendapatkan sejumlah keuntungan di sejumlah bidang; ekonomi, perbankan, investasi dan pariwisata. Pemerintah pun sedari awal telah menyatakan akan mengambil kesempatan besar, untuk dapat mereposisikan Indonesia di mata dunia khususnya dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata serta kepemimpinan Indonesia di kawasan.

Memaknai pertemuan ini, Pemerintah mengusung  tagline Voyage to Indonesia yang berarti  perjalanan menuju tempat baru atau penemuan baru. Konsep itu dipilih karena pelbagai pertimbangan, antara lain Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia, Indonesia akan menjadi pusat perhelatan, tempat negara-negara dunia akan ‘menyandarkan kapalnya’ ke Indonesia, Indonesia telah melakukan berbagai reformasi, meningkatkan daya tahan ekonomi dari tekanan domestik maupun global.

Selaku fasilitator IMF-WB AM 2018, Indonesia menegaskan akan mengambil peran strategis, yakni dengan memberikan pesan kepada dunia tentang 'Indonesia Baru'. Bahwa Indonesia ialah negara yang reformed, resilient (daya tahan yang pejal), dan progresif, sehingga keberadaan 'Indonesia Baru' itu mendukung tercapainya pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan sesuai Instruksi Presiden bahwa momentum kehadiran ’dunia’ ke Bali bulan Oktober 2018 wajib dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi dan wisata.

Hal ini ntuk menunjukkan berbagai pencapaian Indonesia dalam sejumlah agenda pembangunan seperti infrastruktur dan human capital, serta keragaman destinasi pariwisata dan kekayaan seni, budaya dan kerajinan Indonesia.

"Tidak kalah penting adalah menunjukkan keramahan bangsa Indonesia dalam menyambut para tamu asing yang datang dari seluruh negara di dunia dan agar mereka merasa aman dan nyaman selama berkunjung di Indonesia," Kata Menko Kemaritiman saat menjadi narasumber pada Forum Medan Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema “Menakar Manfaat AM IMF-WBG 2018”, Senin (17/9/2018) di Gedung Juanda 1 Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta. 

Ditambahkannya Menko Kemaritiman Luhut, Indonesia akan mendorong pembahasan terkait dengan strategi global untuk mendorong pembangunan infrastruktur di negara berkembang khususnya terkait urbanisasi, mengingat banyak negara berkembang termasuk Indonesia saat ini mengalami proses urbanisasi yang sangat pesat yang harus didukung dengan ketersediaan layanan publik untuk menjadikan wilayah urban sebagai kawasan yang layak huni dan memiliki potensi ekonomi untuk menyerap lapangan kerja.

"Selain itu Indonesia juga mendorong pembahasan terkait human capital, khususnya di era disruption dari perkembangan ekonomi digital saat ini. Bagaimana menyiapkan generasi muda kita untuk dapat bersaing di era ekonomi digital," katanya.