DPR : Kemendikbud Diminta Evaluasi Pawai Budaya Libatkan Anak TK Bersenjata

:


Oleh Wandi, Minggu, 19 Agustus 2018 | 22:43 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 352


Jakarta, Info Publik - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan aksi anak TK bercadar dan 'bersenjata' di pawai budaya peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-73 di Probolinggo Perlu dievaluasi.

"Memerintahkan anak di bawah umur memakai cadar hitam dan menenteng replika senjata seperti yang terjadi dalam sebuah karnaval di Probolinggo menjadi kasus yang sangat memprihatinkan," kata ketua DPR Bambang Soesatyo dalam keterangannya, Minggu (19/8).

Bamsoet, sapaan karibnya, meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy hingga pemerintah daerah melakukan evaluasi. Dia berharap kasus tersebut tak terulang kembali.

"Untuk itu, Menteri Pendidikan dan semua pemerintah daerah harus memastikan bahwa kasus serupa tidak berulang di kemudian hari," terangnya.

Bamsoet menyayangkan aksi anak-anak TK yang berpawai sambil memanggul senjata tidak dibenarkan dan tidak mendidik. Kegiatan itu juga dinilai bisa merusak cara berpikir dan pandang anak-anak.

"Pimpinan DPR sangat menyayangkan kejadian itu. Apa pun alasannya, memperlakukan anak-anak TK dengan cara seperti itu tidak dapat dibenarkan. Perlakuan seperti itu tidak mendidik. Sebagai tontonan pun tidak pantas. Perlakuan seperti itu bisa merusak persepsi anak, karena berpotensi mencabut mereka dari dunia anak-anak," urainya.

Dia juga mengingatkan para guru dan orang tua agar memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menikmati masanya, yakni belajar sambil bermain. Dia minta pawai anak-anak memakai senjata itu jangan sampai terulang kembali.

"Para orang tua dan guru hendaknya melindungi anak-anak dari berbagai kemungkinan yang bisa merusak cara pikir dan cara pandang anak. Untuk itu, pimpinan DPR mendorong Kementerian Pendidikan dan semua pemerintah daerah untuk memastikan kasus serupa tidak berulang di kemudian hari. Pelibatan anak dalam berbagai kegiatan hendaknya tetap berpijak pada dunia anak yang ceria," imbaunya.