Kampung Imunitas Bangsa Upaya Penangkalan Radikalisasi

:


Oleh Yudi Rahmat, Senin, 16 Juli 2018 | 09:40 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 322


Jakarta, InfoPublik  -  Komandan Korem (Danrem )101/Antasari Banjarmasin Kolonel Inf Yudianto Putra Jaya menyatakan Kampung Imunitas Bangsa merupakan konsep lanjutan dari sinergitas TNI dengan pemerintah/aparat TNI-Polri, komponen masyarakat di wilayah Banjarmasin dalam rangka menyeimbangkan Intelectual Quotion (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quitation (SQ), dan Adversity Quotient (AQ) di tengah keragaman masyarakat.

“Tidak dipungkiri oleh kita bahwa arus globalisasi dan dampak teknologi informasi yang demikian deras telah mengikis nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang senantiasa kita jaga," kata Yudianto melalui siaran pers, Jumat (13/7).

Keinginan untuk bersatu, lanjut Yudianto, kebersamaan, toleransi atas perbedaan, gotong royong, berjuang pantang menyerah dan lain sebagainya yang selama ini menjadikan kekebalan bangsa (imunitas bangsa) mulai terkikis. "Itu dikarenakan adanya ketimpangan dalam kondisi IQ, EQ, SQ dan AQ masyarakat,  virus pragmatisme yang berhasil menerobos jiwa dan mental masyarakat," katanya.

Menurutnya, keseimbangan empat aspek mutlak diperlukan di tengah bangsa Indonesia yang  penuh dengan keragaman. Bagi bangsa Indoensia, kecerdasan secara parsial tersebut tidaklah cukup untuk  menjadikan Indonesia sebagai negara pemenang di era persaingan global.

Ia mengatakan, sebagaimana telah diwariskan para leluhur bangsa, generasi muda Indonesia harus menjadi sosok yang pintar dan terampil, berwawasan kebangsaan, iman dan taqwa kepada Sang Pencipta serta mampu bangkit dalam mengatasi kegagalan dan tantangan.

Yudianto mengingatkan kilas balik sejarah ketika para pejuang bersatu padu mengelola bangsa ini di tengah penjajahan dan gejolak konflik internal. Para pendiri bangsa mampu menempa diri menjadi generasi bangsa yang sanggup memerdekakan Indonesia hanya dalam kurun waktu 17 tahun pasca sumpah pemuda. Semua sadar bahwa untuk meraih cita-cita yang luhur harus memiliki kesadaran untuk bersatu dan saling menutupi kekurangan masing-masing. 

“Berangkat dari pemikiran tersebut, maka kami di Banjarmasin ini bertekad untuk mengimplemntasikan konsep pembangunan imunitas bangsa yang digagas oleh Bapak Kasad Jenderal TNI Mulyono, bahwa kita harus membangun kembali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang telah mempersatukan bangsa kita dalam bentuk pembangunan komunitas wilayah,” sambungnya.

Ke depan, secara simultan kampung imunitas ini ( kampung hijau tentara dan kampung religi) akan dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai nasionalisme dan spiritual serta keragaman suku budaya dan agama baik bagi anak sekolah maupun generasi muda di Banjarmasin.

“Pembekalan bela negara bagi para mantan nara pidana dan pengangguran serta preman juga merupakan pilot project dalam menumbuhkan nilai-nilai imunitas bangsa kepada masyarakat Banjarmasin,” tandasnya.

Selain penguatan nilai IQ, EQ, SQ dan AQ diharapkan juga aktifitas kegiatan karnaval, budaya kebangsaan dan keagamaan yang sinergi dengan TNI, Pemda, Polri.serta masyarakat dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar sehingga aktifitas ini dapat semakin meningkatkan daya saing dan kemandirian masyarakat dan daerah.

 "Satu yang membuat kami bangga adalah pembangunan kampung hijau dan kampung religi  atas sukarela masyarakat sendiri, sehingga  saya optimis jika kedepannya Banjarmasin bebas dari Radikalisme” pungkas mantan Aspers Kostrad ini.