KPU Jadi Contoh Penyelenggara Pemilu Berbagai Negara

:


Oleh Yudi Rahmat, Kamis, 31 Mei 2018 | 10:18 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 374


Jakarta, InfoPublik - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arif Budiman mengatakan penyelanggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia sudah menjadi contoh dan tempat belajar bagi penyelanggara pemilu dari berbagai negara.

"Sekarang ini kiblat demokratis sebagian besar negara bergeser ke Indonesia," kata Arif di Jakarta, Rabu (30/5).

Menurutnya, hal ini terungkap  ketika Indonesia pernah menjadi tuan rumah pertemuan KPU seluruh dunia. Ketika Indonesia mempresentasikan potret di luar negeri maka negara-negara lain begitu kagum dan bagga mau belajar di indonesia. Bahkan beberapa negara komitmennya akan menempatkan pegawainya untuk belajar di KPU Indonesia. Hal ini menjadi ini tantangan besar bagi bangsa indonesia. 

"Awalnya kita ingin mengundangan penyelenggara pemilu se Asia-Pasifik, ternyata negara lain menyodorkan diri untuk ikut hadir dalam pertemuan itu, dari Afrika, Arab dan Amerika. Dari seluruh benua hadir ke indoensia," ungkapnya Arif.

Di samping itu, keberpihakan KPU terhadap perempuan dan anak juga banyak dicontoh oleh negara-negara di dunia internasional. Keseriusan KPU dalam keberpihakan terhadap perempuan dan anak bukan hanya melakukan dalam kegiatan-kegiatan di lapangan tetapi dalam regulasinya yang dia buat.

Arif menyambut baik berlanjutnya kerjasama MoU KPU dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (PPPA) dalam rangka mendukung peningkatan partisipasi perempuan dalam Pemilihan Umum 2019 dan Pilkada 2018.

Menurutnya kerjasama ini menjadi penting dilakukan secara formal untuk menjadi landasan kegiatan-kegiatan berikutnya dan ini tidak lagi diperdebatkan oleh banyak pihak. "Tidak lagi dilakukan setengah-setengah tetapi menjadi landasan bagi kita untuk sama-sama menindaklanjuti berbagai macam kegiatan riil dan konkrit  yang lebih serius," katanya

Arif mengatakan, keberpihakan regulasi yang dibuat KPU terhadap perempuan dan anak itu sudah tuangkan dari  berbagai peraturan KPU, baik itu tentang kampanye, pencalonan dan kegiatan sosialisasi lainnya. "Itu kita atur disana. Bahkan apa yang kita sudah atur di pemilu sebelumnya juga dibahasnya kembali bersama pemerintah dan DPR meski masih saja diperdebatkan kembali. Namun prakteknya  baik ada leisonlum yang bisa kita petik.  Lalu kita terapkan di pemilu 2019 mendatang. Kami bersyukur semua punya komitmen untuk tetap menjaga menerapkan dan pasal-pasal alternatif action terhadap perempuan," ujarnya.

Arif menyampaikan  dua pesan penting tentang perlindungan anak dalam penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Pertama, jangan libatkan anak-anak dalam kegiatan kampaye peserta pemilu. "Jadi kita harus memberikan perlindungan terhadap mereka," katanya.

Kedua, berikan pendidikan demokrasi politik dan pemilu kepada anak-anak supaya nanti ketika sampai pada waktunya maka mereka sudah mampu memahami mengikuti serta terlibat dalam proses pelaksanaan demokrasi politik dan pemilu di indonesia dengan baik. "Apa yang kita tanamkan, apa yang kita berikan pelajaran kepada mereka hari ini sebenarnya itu investasi luar biasa untuk pemilu yang akan datang, untuk pemerintahan dan kehidupan politik dan demoktrais yang akan datang.Jadi itu yang kami lakukan," pungkas Arif.