Pentingnya Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari

:


Oleh Wawan Budiyanto, Senin, 25 September 2017 | 07:28 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 900


Jakarta, InfoPublik - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan di tengah isu negatif yang akhir-akhir ini berkembang, diperlukan program akademi bela negara yang menekankan pentingnya Pancasila dan pengamalannya melalui kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut dikatakan Menristekdikti saat menghadiri Seminar Kebangsaan bertema, Pancasila, Pendidikan Katolik dan Ketahanan Nasional di Jakarta, Minggu (24/9). Menurutnya, akhir-akhir ini masyarakat Indonesia sangat sensitif dalam menghadapi isu radikalisme, narkoba dan obat obatan terlarang, serta pengangguran.

"Membangun generasi muda adalah sangat tepat jika melalui pemberian pendidikan tinggi yang berkualitas. Melalui program akademi 'Bela Negara' yang antara lain menekankan pentingnya Pancasila dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, perlu untuk tetap diberikan sebagai bahan akademik, disamping program pendidikan utamanya," kata Menristekdikti.

Ia menjelaskan, dalam agama Islam ada persaudaraan seiman, sebangsa dan hubungan sesama umat manusia, dan sebagai seorang Muslim yang baik, Menristekdikti sangat meyakini bahwa menjaga hubungan dengan sesama manusia dan menjaga kerukunan umat beragama adalah mutlak. "Jelas, mempertahankan kesatuan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila tidak dapat ditawar lagi," ujarnya.

Menristekdikti meminta untuk menghayati sejarah Pancasila, pidato Presiden Sukarno mengenai Pancasila dan mengamalkan ke lima sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Apapun Agama-mu di Indonesia, apapun Suku asalmu, Ideologi-mu harus Pancasila. Karena dengan mengamalkan Pancasila-lah Indonesia akan tetap menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan UUD 45, hidup dalam simfoni indah 'Bhinneka Tunggal Ika', dan berideologi Pancasila. Empat pilar kebangsaan ini yang terus menerus harus didukung oleh generasi muda dari kalangan agama apapun di Indonesia," tegasnya.