Presiden RI: Indonesia Kutuk Keras Tindakan Teror di London

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 23 Maret 2017 | 10:29 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 941


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia mengutuk serangan teror di Westminster, London, yang mengakibatkan empat orang meninggal dan sekitar 40 orang luka-luka, Rabu (22/3).

"Indonesia mengutuk keras tindakan terorisme, dalam segala bentuk dan dalam segala manisfestasinya," kata Presiden Joko Widodo di Bandara Internasional Hang Nadim, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (23/3).

Menurut siaran pers Biro Pers, Media dan Informasi Setpres, Presiden mengajak dunia internasional bersatu dalam memerangi ancaman terorisme.

Selain itu, Kepala Negara juga menyampaikan duka cita kepada rakyat dan pemerintah Inggris, khususnya bagi para korban. "Indonesia kembali menyerukan kerja sama secara besar-besaran antar negara dalam hal memerangi terorisme," tegas Jokowi.

Presiden menyatakan tidak ada keterangan Warga Negara Indonesia yang menjadi korban akibat insiden penyerangan yang terjadi di sekitar Gedung Parlemen Inggris tersebut. Kendati demikian, pemerintah terus berkoordinasi mengenai kondisi keamanan WNI di Inggris.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan duka cita dan simpati mendalam kepada Pemerintah dan rakyat Inggris serta korban dan keluarga korban.

Dilaporkan KBRI London, sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Warga negara Indonesia di Inggris khususnya di London diminta untuk terus waspada dan berhati-hati dalam melaksanakan kegiatannya terutama di tempat keramaian yang dapat menjadi target aksi teror.

Bagi Warga Negara Indonesia yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi perwakilan RI di London melalui hotline KBRI London di +44 7881221235.

Sementara itu, laporan Xinhua yang dipantau Antara, memberitakan Perdana Menteri Inggris Theresa May memberi reaksi terbuka pertamanya pada Rabu (22/3) malam waktu setempat mengenai serangan terburuk di London sejak 2005, yang sejauh ini telah menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 20 orang lagi.

May berbicara di luar kantor di 10 Downing Street, setelah ia menghadiri pertemuan dengan penasehat senior Inggris sesudah serangan tersebut. Seorang polisi yang menjaga Gedung Parlemen tewas setelah ia ditikam oleh seorang tersangka pelaku serangan.

May menggambarkan pelaku serangan itu sebagai "sakit dan bejat" dan wanita perdana menteri tersebut memuji keberanian para petugas polisi yang menghadapi bahaya saat mereka memberitahu orang agar menyelamatkan diri. May mengkonfirmasi tingkat ancaman saat ini di Inggris, yaitu parah, akan tetap diberlakukan.

"Lokasi serangan ini bukan tidak disengaja," kata May. Pelaku "memilih untuk menyerang di jantung ibu kota kita, tempat orang dari segala kewarganegaraan, agama dan budaya, berkumpul. Jalan Westminster ini, adalah tempat Parlemen tertua di dunia dipancangkan dengan semangat kebebasan. Itu sebabnya mengapa tempat ini menjadi sasaran bagi mereka yang menolak semua nilai tersebut. Setiap upaya untuk mengalahkan nilai itu melalui teror atau kekerasan akan gagal".

"Besok anggota Parlemen akan datang secara normal, dan warga London, serta rakyat dari seluruh dunia yang telah datang ke kota besar ini, akan bangun dan pergi melaksanakan kegiatan harian mereka secara normal. Mereka akan naik kereta, mereka akan keluar hotel, mereka akan berjalan di jalan ini, mereka akan menjalankan hidup mereka. Dan kita akan bergerak maju bersama, tak pernah menyerah pada teror dan tak pernah membiarkan suara kebencian ... memecah-belah kita," kata Perdana Menteri Inggris tersebut.

Seorang penyerang menabrakkan mobil ke pejalan kaki di Westminster Bridge, dan melukai sedikitnya 20 orang, dalam apa yang memiliki tanda serangan serupa terhadap daratan Eropa. Sebagian korban dilaporkan telah mengalahmi luka parah. Tiga polisi dan sejumlah anak Prancis termasuk di antara korban tewas.

Mobil itu kemudian melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak pagar yang mengelilingi gedung Majelis Rendah Parlemen Inggris. Polisi Metropolitan mengatakan seorang lelaki, yang bersenjatakan pisau, melanjutkan serangan, dan berusaha memasuki gedung Parlemen.

Ia menyerang seorang polisi bersenjata yang sedang bertugas di gedung Majelis Rendah Parlemen dan ditembak oleh petugas lain yang bersenjata. Polisi yang diserang dan penyerangnya belakangan tewas akibat luka mereka. Keluarga polisi yang jadi korban diberitahu mengenai tratedi tersebut.