Kasad Australia Temui Panglima TNI Bawa Hasil Investigasi Insiden Bahasa

:


Oleh Yudi Rahmat, Kamis, 9 Februari 2017 | 14:03 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 887


Jakarta, InfoPublik -  Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Campbell melakukan pertemuan dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/2).

Dalam pertemuan tersebut Campbell membawa pesan berkaitan dengan hasil investigasi insiden yang terjadi pada lembaga pendidikan bahasa Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Australia.

Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Champbell datang ke Indonesia sebagai utusan Chief of Defence Force, Australian Defence Force Marsekal Mark Binskin untuk melakukan kunjungan ke Kasad Jenderal TNI Mulyono dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Dalam pertemuan tersebut, Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Champbell menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil investigasi insiden yang terjadi pada lembaga pendidikan bahasa Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Australia, antara lain penyampaian rasa penyesalan yang mendalam dan permohonan maaf dari Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Angkatan Darat  Australia atas insiden tersebut.

Champbell juga menyampaikan pesan bahwa militer Australia akan menghentikan kegiatan  pelajaran pendidikan bahasa Indonesia dan melakukan pembenahan internal satuan dan staf, tenaga pengajar dan personel yang terlibat serta merevisi materi pelajaran.  “Australian Defence Force jugamenerapkan sanksi tegas kepada seluruh personel yang terlibat dan bertangggung jawabatas kejadian tersebut, yang berdampak terhadap karier mereka,” katanya.

Pada pertemuan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan terimakasih atas respon maupun tanggapan dariChief of Defence Force dan Chief of the Australian Army yang mengambil langkah cepat dan tegas.

Panglima TNI juga menjelaskan dasar negara Pancasila dan UUD 1945 kepada Kasad Australia, “Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia maupun bagi seluruh rakyat, sehingga rakyat Indonesia rela mati untuk membela ideologinya, apalagi bagi seorang prajurit TNIdan hal itu sangat sensitif dan menyakitkan,” tegas Panglima TNI.

Pada kesempatan itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, telah menerima permohonan maaf tersebut dan menyadari bahwa pada era kompetisi global saat ini,persatuan dan persahabatan sangat diperlukan bagi Negara bertetangga dengan tidak mengenyampingkan perbedaan yang ada.

Pada akhir pertemuan tersebut, Panglima TNI belum mengambil keputusan atas kelanjutan hubungan kerja sama militer antar kedua Negara, tetapi akan berdiskusi dengan Menteri Pertahanan RI dan Menteri Luar Negeri RI,selanjutnya bersama-sama akan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo.