BRIN Luncurkan Buku Pemanfaatan Transformasi Digital UMKM Indonesia

: diskusi buku “The Digitalization of Indonesian Small and Medium Enterprises: Human Capital, Inclusivity and Platform Capitalism”, di kantor BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta pada Kamis (2/5/2024)./ foto: BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Minggu, 5 Mei 2024 | 17:31 WIB - Redaktur: Untung S - 71


Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi meluncurkan buku terkait pemanfaatan transformasi digital untuk usaha kecil mikro menenngah (UMKM) di Indonesia untuk memajukan sektor diberbagai bidang.

Peluncuran buku terebut bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional dengan menyelenggarakan peluncuran dan diskusi buku “The Digitalization of Indonesian Small and Medium Enterprises: Human Capital, Inclusivity and Platform Capitalism”, di kantor BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta pada Kamis (2/5/2024). 

Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) BRIN,  Ahmad Najib Burhani dalam sambutanya menyampaikan terkait berbagai masalah dan solusi untuk menjawab tantangan kondisi dan situasi dunia akademik saat ini. “Saat ini kita sedang menghadapi sengkarut atau krisis pendidikan tinggi di dalam dunia akademik,” kata Najib dikutip dari www.brin.go.id, Minggu (5/5/2024). 

Najib menjelaskan, terdapat tiga problem besar terkait transformasi digital UMKM. Pertama, data yang semakin memegang kendali dunia sains, indexing dan angka-angka yang mengendalikan kehidupan kita. 

“Banyak sekali dari kita yang menjadikan data, indexing, dan juga matriks sebagai tujuan. Bukan lagi sebagai proses untuk menghasilkan karya akademik, yang membuat kita kehilangan penilaian secara kualitatif dari kerja-kerja akademik kita,” ujar Najib. 

Kedua adalah industrialisasi atau pemodifikasian pendidikan terutama perguruan tinggi atau McDonald-isasi perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, beberapa perguruan tinggi masih menjadi semacam kapal pukat harimau, sehingga diibaratkan menjadi semacam toko klontong.

"Jika di era orde baru perguruan tinggi dan masyarakat akademik dikontrol oleh negara, arahnya dan sebagainya, sekarang mereka masuk di dalam cengkeraman pasar. Jadi kita di-drive oleh pasar, yang disebut dengan neoliberalisme," ujarnya.

Problem yang ketiga diantaranya efek kobra kebijakan publikasi, yang awalnya untuk mendorong publikasi. Tetapi kemudian mempunyai efek negatif, yaitu lahirnya joki penulisan, papper of mill, peternak - peternak artikel, dan sebagainya. 

Ia menyoroti, bahwa riset yang ‘katanya’ bisa menjadi dasar paling baik bagi pembangunan bangsa, landasan paling kokoh untuk kebijakan, dan andalan alternatif yang bisa menopang kemajuan bangsa, kenyataannya tidak seperti itu. Kasus-kasus pelanggaran akademik yang terjadi, dijelaskannya, membuat kredibilitas dunia akademik anjlok. 

Najib menyebutkan, banyak terjadi manipulask dalam riset dunia pendidikan, dan komunitas akademik. "Banyak yang dikarbit, banyak penyimpangan, dan sebagainya," imbuh Najib. 

Ia juga mencontohkan, pada Januari 2024, Peru bahkan mengeluarkan peringatan agar berhati-hati dalam merujuk dan berkolaborasi dengan akademisi Indonesia, karena dinilai banyak sekali yang sesat. Dalam ranking pengirim naskah journal predator, Indonesia menjadi bagian dari global episentrum of academic dishonesty. Indonesia juga menjadi juara dua setelah Kazakhtan dalam publikasi-publikasi di journal predator tahun 2015 – 2017. 

“Apa yang kita lakukan pada hari ini adalah salah satu cara untuk mengatasi berbagai krisis dari dunia akademik. Jadi dengan menerbitkan buku, kita menunjukkan tentang kerja akademik yang kita lakukan, sekaligus promosi dan mengajak teman-teman terlibat," kata Najib.

Pada kegiatan yang banyak dihadiri oleh kalangan pemerintah, akademisi, dan peneliti Indonesia tersebut ia menambahkan, pembuatan buku seperti ini merupakan sebuah proses kolaborasi antar disiplin. Kolaborasi ini bisa melahirkan sesuatu sekaligus menjadi alternatif tulisan jurnal yang kemungkinan banyak predatornya.

Selain itu, perlu dilihat proses review yang benar di dalam penerbitan, sehingga memiliki kontribusi keilmiahan yang sesungguhnya. Hal itu sebagai upaya untuk melahirkan buku dalam mengisi celah dunia akademik dengan karya-karya dari Indonesia. Adapun penyajiannya menggunakan bahasan yang komprehensif. 

Najib lalu memberi contoh beberapa buku yang diterbitkan tahun lalu. Ada juga buku terbitan tahun 2024 bersama dengan ISEAS yang membahas tentang kelompok milenial yang sekarang menjadi trending ketika wapres dan 84 dari ratusan anggota DPR muncul dari kalangan milenial. 

Buku yang diluncurkan ini, menurut Najib menjadi penting, karena melihat karakter dari kelompok milenial dalam bisnis, politik, dan sebagainya. “Dan ini salah satu buku yang mencoba membahas tentang milenial dari berbagai perspektif dan yang kita lahirkan sekaligus merespons tentang bonus demografi,” katanya.

Ia menyebutkan bahwa tahun lalu BRIN juga meluncurkan buku tentang The Roud to Nusantara. Ini merupakan buku pertama tentang Nusantara dalam bahasa Inggris hasil karya akademik yang diterbitkan oleh Springer dan ISEAS. Karya-karya ini memberikan respon tentang beberapa isu yang ada di sekitar kita dengan karya yang lebih komprehensif. Ada pula buku hasil kerja sama dengan Springer yaitu tentang Asean Maritime Security terkait tol laut. 

Ia berharap, akan ada buku-buku yang akan terbit pada tahun ini dan tahun depan, yang bisa menjadi kebijakan dasar pemerintah. Juga, mengisi kontribusi akademik dari Indonesia untuk dunia global. 

Di dalam pembedahan buku ini, BRIN menghadirkan para penulis, tim editor, penerbit, bahkan melibatkan kehadiran pembaca. Diskusi dipandu langsung oleh Tim Editor buku tersebut yakni, Trina Fizzaty, yang merupakan Kepala Pusat Riset Pendidikan, dan juga Ikbal Maulana dari Pusat Riset Masyarakat dan Budaya. Dalam pembahasannya menghadirkan narasumber pembahas yakni Herfan Brilianto Mursabdo, selaku Asisten Deputi Koperasi dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Senior Fellow ISEAS Yushof Ishak Institute Singapore, Siwage Dharma Negara. 

Trina mengatakan,buku tersebut menampung kebutuhan terhadap pembahasan isu-isu kritis yang dihadapi oleh UMKM dalam ekosistem digital yang cepat berubah. Sehingga, membuatnya sangat relevan bagi siapa saja yang terlibat dalam atau mendukung sektor ini.

Trina juga menjelaskan, pendekatan ekosistem digital menjadi lensa bagi penulis buku dalam memahami fenomena transformasi yang bersifat dinamis tersebut. Jadi, tidak hanya mengulas dari sisi makro, tetapi hingga level mikro (UMKM), dan dibahas lintas disiplin ilmu. 

Ia menuturkan, penulis menggunakan lensa ekosistem digital, dengan memberikan pesan penting tentang transformasi digital UMKM Indonesia dalam konteks kapitalis platform global. Maka ada upaya inklusivitas ekonomi yang harus diiringi dengan strategi aktif penguatan dan pengembangan talenta digital UMKM dan inovasinya

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 20 Mei 2024 | 10:05 WIB
BRIN Perkuat Riset dan Inovasi untuk Bahan Baku Obat
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 08:54 WIB
Menkominfo: Kemajuan Digital Perlu Perhatikan Aspek Pemerataan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 18 Mei 2024 | 13:35 WIB
BRIN Perkuat Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Dukung Net Zero Emission
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 16 Mei 2024 | 17:15 WIB
Keindahan Bimasakti dari Observatorium Nasional Timau
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 16 Mei 2024 | 15:33 WIB
BRIN Kenalkan Teknik Analisis Nuklir untuk Cegah Pencemaran Lingkungan ke Mahasiswa
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 16 Mei 2024 | 15:38 WIB
Pentingnya Pembangunan SDM untuk Indonesia Emas 2045
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 15 Mei 2024 | 23:02 WIB
Akademisi: World Water Forum Pastikan Ketersediaan Air bagi Semua Makhluk Hidup