Pembangunan SDM dan Digitalisasi Jadi Kendaraan Menuju Ekonomi Baru

:


Oleh lsma, Rabu, 23 Juni 2021 | 21:17 WIB - Redaktur: Untung S - 285


Jakarta, InfoPublik - Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia hampir dua tahun terakhir ini telah memberi dampak langsung kepada kesehatan dan perekonomian masyarakat. Sampai dengan 22 Juni 2021, tingkat Kasus Aktif di Indonesia tercatat sebesar 7,6 persen melebihi angka global sebesar 6,5 persen.

Untuk menekan laju peningkatan kasus COVID-19, Pemerintah telah melakukan tindakan yang cepat dengan melakukan penguatan PPKM Mikro serta mendorong percepatan pelaksanaan vaksinasi.

Program vaksinasi yang dilakukan untuk mencapai herd immunity, sampai dengan 17 Juni 2021 menunjukkan vaksinasi telah mencapai 715 ribu dosis per hari dan akan terus diakselerasi menuju satu juta dosis per hari di awal Juli 2021.

Indonesia termasuk salah satu negara yang terbanyak dalam hal penyuntikan vaksin yang dilakukan oleh negara bukan produsen vaksin. Indonesia berada di peringkat 13, diatas Rusia, Kanada dan Jepang dalam hal merealisasikan penyuntikan vaksin COVID-19, yakni sebanyak 35,93 juta dosis.

”Saya ingin mengingatkan bahwa kepatuhan dan kedisiplinan kita dalam menerapkan protokol kesehatan selalu menjadi kunci dalam menangani pandemi ini. Perjuangan melawan pandemi ini belum usai, butuh kesadaran dan upaya kolektif dari kita semua agar pandemi ini cepat usai," Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima, Rabu (23/6/2021).

Airlangga juga menjelaskan bahwa momentum pemulihan ekonomi terus berlanjut hingga pertengahan Q2-2021. Indeks Keyakinan Konsumen terus meningkat ke level optimis di 104,4 pada Mei 2021. Penjualan ritel juga mengalami pertumbuhan sebesar 15,6 persen (years on years/YoY) di April 2021 dan diproyeksikan akan tetap tumbuh positif sebesar 12,9 persen (YoY) di bulan Mei 2021. Sejalan dengan itu, Indeks PMI Manufaktur juga meningkat ke level tertinggi, yakni 55,3 di Mei 2021.

Realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga terus didorong di 2021 sebagai stimulus perekonomian jangka pendek. Melalui program PEN, dampak negatif pandemi terhadap ketenagakerjaan mulai dapat dikurangi. Sedangkan dalam jangka panjang, Indonesia perlu melakukan reformasi struktural untuk keluar dari Middle-Income Trap.

Sasaran tersebut dapat diwujudkan melalui penerapan UU Cipta Kerja dan fokus dalam pembangunan SDM. Berdasarkan laporan World Bank, Human Capital Index 2020 Indonesia berada di peringkat ke-enam di Asia Tenggara.

“Pemerintah memprioritaskan pembangunan SDM sebagai kunci pemulihan ekonomi dari pandemi dan untuk memajukan Indonesia di era transformasi digital,” ujar Airlangga.

Ia menyampaikan, digitalisasi merupakan salah satu “kendaraan” yang mempercepat transformasi menuju ekonomi baru yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Pemerintah bekerjasama dengan swasta membantu seluruh pihak (usaha mikro kecil) untuk on boarding dan melakukan servisifikasi. Upaya tersebut akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan ekspor.

“Diharapkan dengan melakukan on boarding dan servisifikasi, Indonesia dapat keluar dari middle income trap lebih cepat, yaitu pada 2037," katanya.

Dalam mendukung upaya adopsi teknologi digital tentunya diperlukan kesiapan infrastruktur digital. Pemerintah berencana membangun infrastruktur digital dengan perluasan 4G di seluruh desa yang belum terjangkau 4G, membangun pusat data nasional di beberapa wilayah, dan merencanakan spectrum refarming secara bertahap dan piloting implementasi terbatas 5G.

Airlangga menyampaikan dukungan terhadap peningkatan daya saing dan ekonomi digital. “Kolaborasi serta sinergi dari seluruh stakeholders sangat diperlukan untuk merumuskan kebijakan yang mendukung ekosistem tersebut. Saya mengucapkan selamat kepada seluruh civitas akademika Perbanas Institute yang merayakan Dies Natalis ke-52. Semoga Perbanas Institute dapat terus menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan dalam bidang ekonomi keuangan dan perbankan berbasis teknologi informasi,” tutupnya.

(Foto: Humas Ekon)